dc.description.abstract | Syntha Zakiyah Camelina P, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, Agustus 2024. Pengaruh Posisi Kerja, Indeks Massa Tubuh, dan Masa Kerja terhadap Keluhan Knee Pain dan Foot Pain pada Pekerja Buruh Angkut di Kabupaten Malang.
Pembimbing I: dr. Hj. Erna Sulistyowati, M.Kes., PhD. Pembimbing II: dr. Rosaria Dian Lestari, M.Biomed
Pendahuluan: Knee pain dan foot pain termasuk MSDs (Musculoskeletal Disorder) yang banyak diderita oleh pekerja buruh angkut dimana hal tersebut dapat menggangu produktivitas dalam bekerja, tetapi belum banyak penelitian yang membahas tentang faktor-faktor risiko terhadap terjadinya MSDs terutama knee pain dan foot pain pada pekerja buruh angkut, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari posisi kerja, indeks massa tubuh, dan masa kerja terhadap keluhan knee pain dan foot pain pada pekerja buruh angkut di Kabupaten Malang.
Metode: Penelitian ini termasuk penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan Cross-sectional. Sebanyak 101 responden dari pabrik gula, pasar, tempat penggilingan padi, dan toko bangunan telah memenuhi kriteria inklusi yang telah diteliti pada bulan November 2022 hingga bulan Agustus 2023. Posisi kerja dinilai menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment), IMT (Indeks Massa Tubuh) dinilai dengan berat badan dan tinggi badan, masa kerja dinilai dengan wawancara sejak kapan bekerja sebagai buruh angkut, knee pain dinilai dengan kuisioner KOOS (Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score), serta foot pain dinilai dengan kuisioner FAOS (Foot and Ankle Outcome Score). Data dianalisa dengan Chi-square dan Spearman dengan nilai p <0,05 dianggap signifikan.
Hasil: Didapatkan hasil yang signifikan pada variabel posisi kerja terhadap knee pain (p 0,023; r 0,271), variabel posisi kerja terhadap foot pain (p 0,037; r 0,375), variabel masa kerja terhadap knee pain (p 0,003; r 0,420), dan variabel masa kerja terhadap foot pain (p 0,001; r 0,260). Sedangkan pada variabel IMT terhadap knee pain (p 0,689; r 0,028) dan variabel IMT terhadap foot pain (p 0,212; r 0,151) tidak didapatkan hasil yang signifikan. Rata-rata usia seluruh responden adalah 43 tahun dengan rata-rata masa kerja 4 tahun dan rata-rata IMT 24,2 kg/m2 (berat badan berlebih). Nilai correlation coefficient pada posisi kerja terhadap foot pain lebih besar dari pada posisi kerja terhadap knee pain, hal ini berarti posisi kerja lebih berpengaruh pada foot pain dari pada knee pain. Serta nilai correlation coefficient pada masa kerja terhadap knee pain lebih besar dari pada masa kerja terhadap foot pain, hal ini berarti masa kerja lebih berpengaruh pada knee pain dari pada foot pain. Pada bagian foot pain, didapatkan semakin lama masa kerja maka semakin meningkatnya jumlah responden yang mengalami foot pain.
Kesimpulan: Posisi mengangkut barang yang tidak ergonomis dan masa kerja yang semakin lama pada pekerja buruh angkut berpengaruh terhadap keluhan knee pain dan foot pain pada pekerja buruh angkut di Kabupaten Malang, sedangkan IMT tidak memiliki pengaruh terhadap keluhan knee pain dan foot pain pada pekerja buruh angkut di Kabupaten Malang.
Kata Kunci: Buruh Angkut, Posisi Kerja, IMT, Masa Kerja, Knee Pain, Foot Pain | en_US |