dc.description.abstract | Nafisaturrohmah Romadhoni. Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, 5 Februari 2023. Analisis Hubungan Polifarmasi Dengan Potensi Dan Tingkat Keparahan Interaksi Obat Pada Peresepan Obat Antihipertensi Di Instalasi Farmasi Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari. Pembimbing 1: dr. Dewi Martha Indria M.Kes ., IBCLC, Pembimbing 2: Nugroho Wibisono S.Farm., M.Si., Apt.
Pendahuluan: Polifarmasi merupakan penggunaan obat dalam jumlah banyak dalam satu resep sehingga hal tersebut akan meningkatkan potensi terjadinya interaksi obat dan mempengaruhi tingkat keparahan interaksi obatnya. Semakin banyak jumlah obat yang digunakan dalam satu resep maka semakin banyak pula potensi interaksi obat yang terjadi. Hipertensi dapat disertai dengan penyakit penyerta dan beresiko menyebabkan komplikasi, sehingga akan menerima terapi lebih dari satu obat dalam sekali penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan polifarmasi dengan potensi dan tingkat keparahan interaksi obat pada peresepan obat antihipertensi.
Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik rancangan cross sectional. Subjek penelitian menggunakan resep antihipertensi di Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari (KRIMS) periode November 2021-Mei 2022. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 195 dihitung menggunakan rumus Slovin. Resep yang terkumpul dianalisis interaksi obat dan tingkat keparahan menggunakan website Drug Interaction Checker. Analisis data menggunakan uji Likelihood dan dilanjutkan dengan uji korelasi Spearman, dikatakan signifikan bila p<0,05.
Hasil: Pada peresepan antihipertensi di KRIMS polifarmasi mayor sebanyak 107 resep (54,9%) lebih banyak daripada polifarmasi minor sebanyak 88 resep (45,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara polifarmasi dengan interaksi obat dan tingkat keparahan interaksi obat dengan nilai p 0,001 menggunakan uji Likelihood dan nilai p 0,000 menggunakan uji Spearman, dengan korelasi kekuatan hubungan dengan nilai r 0,310 dan r 0,282 yang bermakna kekuatan hubungan yang cukup. Analisis interaksi menunjukkan sebanyak 49 kejadian (23,2%) interaksi farmakokinetik dengan tingkat keparahan mayor sebanyak 54 kejadian (25,6%).
Kesimpulan: Kajian resep di KRIMS menunjukkan terdapat hubungan antara polifarmasi dengan interaksi obat dan tingkat keparahan yang artinya dengan banyaknya jumlah obat atau polifarmasi maka akan meningkatkan potensi interaksi obat dan mempengaruhi tingkat keparahan yang terjadi.
Kata Kunci: Polifarmasi; interaksi obat; tingkat keparahan interaksi obat; antihipertensi. | en_US |