| dc.description.abstract | Co-firng ialah proses pembakaran dengan dua biomassa yang berbeda. Untuk meredakan emisi gas buang dari pembangkit. Penelitian ini menggunakan softwer cycle-tempo dengan objek penelitian PLTU 2X150 MW dengan batubara HHV 4200 cal/gram. Pada penelitian ini analisa pengaruh bahan bakar biomass tongkol jagung dan batubara dengan proses co-firing dan biomaass yang di pakai adalah tongkol jagung karena minimnya sulfur, dengan pencampuran batubara dan biomass 0 %, 25, dan 50%. didalam penelitin ini, melakukan analisis terhadap daya performa dan efisiensi boiler, performa pembangkit, daya auxiliary, net power, net plant heat rate (NPHR). Hasil dari penelitian ini Pada performa dan efisiensi boiler menunjukkan peningkatan daya dan juga efisiensi pada rasio 0% atau 100% batubara dengan nilai sebesar 28.702,97 kW, efisiensi 82% dan terjadi penurunan daya dan efisiensi pada rasio campuran 25% dengan menjadi 28.427,09 kW, dengan efisiensi 81%, pada daya rasio campuran 50% dengan nilai daya 28.122,75 kW, dengan efisiensi 79%. Begitu juga dengan daya yang dihasilkan pembangkit dimana rasio 0% atau 100% batubara mendapatkan hasil yang lebih baik dengan nilai daya yang dihasilkan 15.625,9 kW, pada 25% dan 50% terjadi penurunan daya disebabkan pencampuran biomass tongkol jagung akan mengurangi performa yang akan dihasilkan pembagkit. hasil dari rasio pencampuran 25% dengan nilai sebesar 15.625,9 kW, pada campuran 50% dengan nilai daya 15.281,1 kW. Terjadi penurunan daya yang dihasilkan auxiliary sendiri pada rasio campuran 50% dengan nilai sebesar 4598,89 kW. pada net plant heat rate terjadi penurunan energi pada rasio 0% atau 100% batubar dimana nilai NPHR semakin kecil semakin baik dimana hal ini dikarenakan adanya peningkatan efisiensi dari boiler hingga menyebabkan pembangkit lebih muda menghasilkan energi.
Kata Kunci : Biomassa, Co-firing, Batubara, Tongkol Jagung | en_US |
