dc.description.abstract | Pendahuluan: Infeksi cacing merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia. Tatalaksana
helminthiasis selama ini menggunakan anti helminth seperti pirantel pamoat dan derivat
benzamidazol. Penggunaan anthelmintik yang terlalu sering dan tidak memperhatikan dosis
memiliki resiko timbulnya kasus resistensi. Hal tersebut mendorong upaya pencarian anthelmintik
tradisional agar pengobatan dapat optimal. Umbi Bawang putih mengandung berbagai macam
senyawa organosulfur yang memiliki efek anthelmintik. Namun mekanisme senyawa tersebut
belum diketahui. Oleh sebab itu, penelitian mengenai mekanismenya secara in silico perlu untuk
dilakukan
Metode: Penambatan senyawa aktif umbi bawang putih terhadap protein target
Acetylcholinesterase, Beta tubulin dan Voltage dependent L type Calcium Channel dievaluasi
secara in silico menggunakan docking server dengan kontrol Pirantel pamoat, Mebendazole dan
Praziquantel
Hasil: Senyawa umbi bawang putih yang diidentifikasi memiliki afinitas yang rendah dengan nilai
dibawah kontrol Pirantel pamoat, Mebendazole dan Praziquantel. Senyawa dengan nilai energi
ikatan bebas terbaik yaitu S-allyl-cysteine sulfoxide (alliin) pada protein target
Acetylcholinesterase, beta tubulin dan Calcium Channel berturut turut sebesar -4,84 kcal/mol, -
5,89 kcal/mol dan 6,50 kcal/mol
Kesimpulan: Senyawa aktif umbi Bawang putih (Alliium sativum L) diprediksi memiliki potensi
yang rendah sebagai antihelmintilk pada protein target Acetylcholinesterase, beta tubulin dan
Voltage dependent L type Calcium Channel. | en_US |