dc.description.abstract | Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan
penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit
membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan
keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi
bacaan berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global
yang disampaikan dalam pelaksanaan GLS sesuai tahap perkembangan peserta
didik
Pelaksanaan Gerakan Literas Sekolah (GLS) di lapangan ternyata
menghadapi beberapa kendala, baik dari pelaksanaanya maupun dari fasilitas
penunjangnya. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan
bahwa salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan GLS di sekolah
adalah keterbatasan variasi buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
SMK Negeri 2 Turen sebagai SMK berbasis kemaritiman juga menghadapi
permasalahan yang sama dalam pelaksanaan GLS, yaitu sangat terbatasnya buku
bertema kemaritiman yang disediakan dalam kegiatan GLS. Untuk itulah peneliti
mengembangkan media infografis untuk mengantarkan informasi bertemakan
kemaritiman dalam bentuk buku bacaan yang digunakan dalam kegiatan GLS,
dengan menggunakan aplikasi Photoshop CS6 dan Corel Draw X7.
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah (1) mendiskripsikan
proses pengembangan media infografis tema kemaritiman nusantara sebagai buku
bacaan dalam kegiatan Gerakan Literas Sekolah ( GLS) d SMKN 2 Turen, (2)
mendiskripsikan hasil pengembangan media infografis tema kemaritiman
nusantara sebagai buku bacaan dalam kegiatan Gerakan Literas Sekolah (GLS),
dan (3) mendiskripsikan kelayakan hasil pengembangan media infografis tema
kemaritiman nusantara sebagai buku bacaan dalam kegiatan Gerakan Literas
Sekolah (GLS) d SMKN 2 Turen.
Dalam mengembangkan produk tersebut, peneliti menggunakan model
pengembangan yang merujuk pada teori Borg & Gall yang disederhanakan dan
dibatasi pada empat tahapan, yaitu (1) pengumpulan data dan informasi, (2)
pengembangan produk, (3) uji coba, dan (4) revisi produk.
Pada tahap uji coba, peneliti melibatkan beberapa ahli untuk menilai
produk yang dikembangkan. Peneliti melibatkan ahli materi, ahli media, dan
praktisi yaitu Tim GLS SMK Negeri 2 Turen. Setelah validasi ahli, selanjutnya
dilakukan uji coba kelayakan kepada 40 siswa kelas XI SMK Negeri 2 Turen
Hasil validasi dan uji kelayakan produk menunjukkan bahwa buku bacaan
yang dihasilkan layak untuk diimplementasikan. Hasil uji validasi ahli materi,
praktisi dan peserta didik pada aspek isi berturut-turut mendapatkan nilai sebesar
83% (layak), 96% (sangat layak), dan 84% (layak). Pada aspek penyajian, nilai
yang diberikan ahli media, praktisi, dan peserta didik yaitu 83% ( layak), 96%
(sangat layak), dan 81% (layak). Nilai persentase uji validasi ahli materi, praktisi,
dan peserta didik pada aspek bahasa yaitu 88% (sangat layak), 95% (sangat
layak), dan 78% (layak). Sementara itu, ahli media, praktisi, dan peserta didik
berturut-turut memberikan nilai 93% (sangat layak), 95% (sangat layak) dan 81%
(layak) pada aspek kegrafikaan.
Berdasarkan hasil pengembangan peneliti mengajukan beberapa saran
pemanfaatan. Pertama, tim GLS bisa menggunakan buku bacaan hasil
pengembangan ini dalam kegiatan literasi baik secara daring maupun luring.
Kedua, buku bacaan hasil pengembangan ini tidak hanya dinikmati oleh peserta
didik di SMKN 2 Turen saja tetapi bisa juga dinikmati oleh peserta didik sekolah
di sekitar SMKN 2 Turen dalam kegiatan GLS. Melalui esensi materi dalam buku
bacaan ini semoga dapat menambah wawasan peserta didik SMKN 2 Turen dalam
mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan kemaritiman nusantara. | en_US |