dc.description.abstract | Pendahuluan : Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif kronik
yang ditandai dengan kadar dalam darah melebihi normal (Hiperglikemia).
Hiperglikemi dapat menyebabkan BSR dan RAS terganggu dan menyebabkan
gangguan tidur. Gangguan tidur dapat dinilai dengan Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) dan Insomnia Severity Index (ISI). Penelitian ini belum pernah
dilakukan di Jawa Timur khususnya Malang Raya. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kendali glukosa darah pada siklus tidur pasien DM tipe 2
agar tenaga medis dapat meminimalisir terjadinya komplikasi lanjutan yang bisa
ditimbulkan akibat terganggunya regulasi tidur.
Metode : Penelitian analytic menggunakan cross sectional study dengan desain
control group post test only subjek penelitian laki-laki dan perempuan pasien DM
tipe 2 tanpa komplikasi berusia diatas 40 tahun. Subyek dibagi menjadi 2
kelompok berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah. Kelompok Terkendali
(<200mg/dl), Kelompok Tidak Terkendali (>200mg/dl). Siklus tidur diukur
dengan wawancara menggunakan kuesioner PSQI dan ISI untuk menilai kualitas
tidur serta gangguan insomnia yang terjadi. Data yang diperoleh dianalisa
menggunakan uji Chi-square dan dilanjutkan uji korelasi Spearman dengan
tingkat signifikansi p<0,05.
Hasil : Dari total 40 sampel, hasil dari PSQI pada KT kualitas tidur baik (12,5%),
gangguan kualitas tidur ringan (5%), dan sedang (20%) sedangkan KTT baik
(7,5%), ringan (20,0%), dan sedang (35%). Pada hasil ISI didapatkan KT normal
(17,5%), insomnia ringan (15%), sedang (2,5%), dan berat (2,5%) sedangkan
KTT normal (27,5%), insomnia ringan (25%), dan sedang (10%). Hasil uji Chi
Square PSQI 0.178 (P>0,05) dan ISI 0.506 (P>0,05) tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kendali glukosa dengan siklus tidur berdasarkan
pengukuran PSQI dan ISI. Hasil uji korelasi Spearman PSQI 0,502 (P>0,05) dan
ISI 0,881 (P>0,05) tidak terdapat hubungan antara kendali glukosa dengan siklus
tidur berdasarkan pengukuran PSQI dan ISI pada pasien DM tipe 2 di Malang.
Kesimpulan : Kualitas tidur baik dan normal lebih banyak pada KT sedangkan
gangguan kualitas tidur sedang dan insomnia sedang lebih banyak pada KTT,
namun tidak berbeda signifikan dan tidak saling berhubungan. | en_US |