Show simple item record

dc.contributor.authorRozi, Fahrur
dc.date.accessioned2021-10-26T02:53:44Z
dc.date.available2021-10-26T02:53:44Z
dc.date.issued2021-07-26
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/2170
dc.description.abstractSebuah keluarga diharapkan akan menjadi sumber mata air kebahagiaan, rukun dan kasih sayang seluruh anggota keluarga. Sama halnya dengan tunanetra, meskipun dia memiliki kekurangan fisik, tidak bisa melihat, tetapi mereka adalah ciptaan Allah, makhluk allah jadi mereka memiliki hak dan kewajiban dalam hidupnya untuk beribadah kepada allah. Di kelurahan kotalama kecamatan kedungkandang kota malang terdapat pasangan suami istri tunanetra yang telah menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Disitulah penulis punya inisiatif melakukan penelitian bahwa penelitian tersebut menarik untuk diteliti pada pasangan suami istri tunanetra. Dari fenomena di atas, maka Fokus Penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pemahaman pasangan suami istri tunanetra terhadap keluarga yang sakinah. (2) Bagaimana upaya pasangan suami istri tunanetra dalam mewujudkan keluarga yang sakinah. (3) Bagaimana penyelesaian konflik yang terjadi pasangan suami istri tunanetra terhadap rumah tangga. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini wawancara, observasi, dan dokumentasi, Subjek yang diteliti adalah sepasang suami istri tunanetra yang tinggal di kelurahan kotalama kecamatan kedungkandang kota malang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Pemahaman pasangan suami istri tunanetra keluarga sakinah adalah keluarga yang adem ayem, tentram dan selalu hidup rukun antar sesama anggota. Tiap permasalahan yang muncul mereka mengatasi dengan cara saling shering bareng, ngomong dari hati ke hati dan adanya rasa pengertian diantara sesama anggota keluarga. (2) Untuk mewujudkan keluarga sakinah merupakan adanya saling pengertian, antara suami maupun istri hendaknya saling memahami dan mengerti tentang keadaan masing-masing baik secara fisik maupun mental (tunanetra). pasangan tunanetra pernah berkata “lebih baik mencari nafkah halal, berangkat pagi pulang malam, keringat dingin, sering di maki-maki orang, dari pada meminta-minta, atau menjadi pengemis di pinggir jalanan. Hidup lebih barokah dan di ridhai allah SWT. (3) Konflik yang terjadi pasangan suami istri tunanetra adalah ketika ekonomi dalam keadaan menurun, dimaki-maki orang dan yang paling berat ketika istrinya hamil pertama merupakan kepanikan dalam sebuah keluarga tunanetra. Ketika para pasangan tunanetra mengalami permasalahan seperti itu tunanetra menyelesaikan dengan lapang dada, senyuman, saling pengertian, saling mengalah antara satu dengan yang lain dan yang terakhir yaqinlah kita punya gusti allah yang maha melihat dan pemberi rezeki. Kata kunci: keluarga sakinah, pasangan suami istri, tunanetraen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectHukum Keluarga Islamen_US
dc.subjectKeluarga Sakinahen_US
dc.subjectPasangan Suami Istrien_US
dc.subjectTunanetraen_US
dc.titleKeluarga Sakinah pada Pasangan Suami Istri Tunanetra di Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record