dc.description.abstract | Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam proses perkembangan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam membentuk individu menjadi lebih baik. Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk layanan pendidikan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Anak usia dini berada bada masa keemasan (golden Age) dalam rentang kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pening dilakukan karena mengigat tujuan pendidikan anak usia dini adalah sebagai bentuk upaya mengembangkan seluruh potensi diri sebagai bekal hidup dan dapat menyesuaikan di lingkungannya. Oleh sebab itu dibutuhkan lembaga pendidikan anak usia dini yang menjadi wadah guna mendukung proses perkembangan anak usia dini yang sesuai. Lembaga pendidikan RA Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu lembaga yang memberi layanan pendidikan bagi anak usia dini yang ada di desa Ampeldento.
Berdasarkan observasi awal, bahwasanya kegiatan belajar yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan RA Raden Ajeng Kartini dengan menggunakan model pembelajaran sentra. Adapun sentra yang dibuka yakni ada 4 sentra. Sentra balok, sentra bermain peran, sentra persiapan dan sentra seni. Maka dari sini bahwa pengembangan model pembelajaran sudah seharusnya dikembangkan tentunya dibutuhkan kreativitas guru yang tinggi. Dengan adanya sentra bermain peran maka bisa diketahui bagaimana proses perkembangan sosial yang dapat diperoleh dari kegiatan bermain peran terutama pada anak kelompok B.
Dari latar belakang penelitian di atas maka peneliti merumuskan masalah, yakni tentang penerapan bermain peran, kelebihan dan kekurangan serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses perkembangan anak usia dini terutama kelompok B.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses penerapan metode bermain peran dan usaha yang dilakukan guru dalam proses perkembangan sosial anak kelompok B, serta mendeskripsikan tentang kelebihan dan kekurangan serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses perkembangan sosial anak kelompok B.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, yaitu pengamatan yang merupakan aktifitas penelitian fenomena yang dilakukan secara sistematis, metode wawancara yang merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan jalan tanya jawab secara lisan dengan sumber penelitian, dan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku dan laporan-laporan, agenda dan sebagainya.
Dalam penelitian ini usaha yang dilakukan guru dalam penerapan metode bermain peran dalam proses perkembangan sosial yakni dengan mengkreasikan media pembelajaran dan juga pengelolaan kelas atau setting kelas yang sesuai dengan tema pembelajaran. Selain itu guru melibatkan kerjasama antar guru serta siswa untuk mencapai tujuan belajar yang sesuai.
Dan berdasarkan usaha-usaha yang dilakukan didapatkan hasil temuan penelitian bahwasanya setiap guru bertanggung jawan dalam persiapan kegiatan belajar mengajar. Setiap guru merumuskan tema, menyiapkan media yang dibutuhkan, menyiapkan siswa untuk dibagi kelompok-kelompok permainan. Selain itu guru mengobservasi selama jalan nya pembelajaran bermain peran kemudian mengevaluasi dari kegiatan tersebut disetiap akhir kegiatan. Ditemukan beberapa siswa yang belum mau terlibat kegiatan bermain secara aktif atau cenderung malu kurang percaya diri.
Kelebihan dari bermain peran yaitu anak dapat berinisiatif dan kreatif serta menumbuhkan kerjasama antar siswa yang kuat. Selain itu juga dapat mengembangkan bahasa lisan dengan baik. Selain kelebihan tentu saja bermain peran memiliki kekurangan yaitu, membutuhkan banyak pemeran/siswa, tidak semua siswa aktif berperan dan banyak memakan waktu.
Faktor-faktor yang menjadi pendukung serta penghambat kegiatan bermain peran yakni perkembangan sosial yang berkembang dalam anak itu sendiri, kreatifitas guru serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Dukungan kepala sekolah juga menjadi penentu.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu tentang bagaimana guru sentra bermain peran memahami serta menguasai tentang metode bermain peran. Bagaimana guru mengemas pembelajaran sekreatif mungkin, dan bagaimana menumbuhkan minat siswa. Serta dibutuhkan kerjasama antar guru dan kepala sekolah yang baik. Kata Kunci: Implementasi, Bermain Peran, Perkembangan Sosial, Anak, Kelompok B. | en_US |