dc.description.abstract | Beras merupakan komoditas strategis dan makanan pokok bagi hampir seluruh rumah tangga di Indonesia. Share pengeluaran rumah tangga terhadap padi-padian pada berbagai level kuintile pendapatan berturut-turut dari rumah tangga pendapatan terendah (Q1) sampai rumah tangga terkaya (Q5) adalah 50,2%, 43,7%, 40,2%, 34,8%, dan 26,2%. Tingginya ketergantungan rumah tangga terhadap beras mengakibatkan permintaan beras terus meningkat. Meningkatnya permintaan beras menjadikan ketersediaan beras menipis apalagi ketersediaan lahan juga makin terbatas. Bila permintaan masyarakat tidak terpenuhi maka terjadi kekurangan beras, tentunya apabila permintaan masyarakat tidak terpenuhi maka akan terjadi kekurangan ketersediaan pangan bagi penduduk.
Potensi singkong masih cukup tinggi di Indonesia. Tiwul berbahan baku singkong dapat menjadi alternative diversifikasi pangan pengganti (substitusi) dan pelengkap (komplementer) nasi. Oleh karena itu penelitian ini menetapkan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan proses pembuatan tiwul. 2. Untuk menganalisis preferensi konsumsi rumah tangga terhadap tiwul dan sumber karbohidrat lain. 3. Untuk menganalisis share pengeluaran rumah tangga terhadap tiwul dan karbohidrat lainnya. Luaran penelitian antara lain berupa satu artikel yang yang dipresentasikan di 5th International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy dengan proceeding IOP Scopus Indexed. Disamping itu luaran penelitian berupa proses pembuatan tiwul, share pengeluaran tiwul dan atribut tiwul yang akan didaftarkan hak ciptanya.
Penelitian dilakukan di Desa Suru, Desa Duren, dan Desa Sudimoroharjo. Masing-masing ada di Kecamatan Ngetos, Kecamatan Sawahan, dan Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin dengan margin of error sebanyak 10% sehingga didapatkan 100 rumah tangga sampel yang ditentukan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada rumah tangga sampel. Data penelitian antara lain: 1) data sosial ekonomi rumah tangga meliputi umur, jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan, 2) data konsumsi dan pengeluaran tiwul dan semua pangan pokok sumber karbohidrat, dan 3) data atribut tiwul meliputi harga, rasa, warna dan cara mendapatkan tiwul.
Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis share pengeluaran, dan analisis konjoin. Sehingga diperoleh deskripsi proses pembuatan tiwul yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu tiwul instan dan tiwul klasik. Tiwul instan adalah modifikasi dari tiwul klasik yang disimpan dalam keadaan kering. Tujuan kedua dianalisis menggunakan analisis share pengeluaran, sehingga diperoleh hasil share pengeluaran rumah tangga terhadap sumber karbohidrat yang dikonsumsi yaitu tiwul, beras, jagung, ketela pohon, ketela rambat, dan kentang dengan nilai masing-masing 10.7%, 83.38%, 0.97%, 0.67%, 1.14%, 3.14%. Dapat disimpulkan bahwasannya beras adalah sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi. Sedangkan tujuan ketiga dianalisis menggunakan analisis konjoin dan dapat disimpulkan bahwasannya atribut yang paling berpengaruh dalam penentuan preferensi konsumsi rumah tangga tangga terhadap tiwul adalah rasa yang ditunjukkan dengan nilai 49.271, selanjutnya ada harga dengan nilai 31.532, warna dengan nilai 10.025, dan cara mendapatkan dengan nilai 9.172. Temuan ini menegaskan bahwa konsumsi tiwul menjadi penyangga pola konsumsi karbohidrat rumah tangga selain beras. Disamping itu tingginya important value tiwul ini menegaskan bahwa jenis pangan ini dapat menjadi alternatif pangan penting preferensi konsumsi karbohidrat.
Pegiat diversifikasi pangan untuk mensosialisasikan manfaat dan nilai gizi pada tiwul agar tiwul dapat menjadi sumber karbohidrat yang dikonsumsi secara kontinyu oleh rumah tangga dan jika akan berwirausaha tiwul maka atribut yang paling diperhatikan adalah rasa dimana rumah tangga menyukai tiwul dengan rasa gurih, harga yang murah, dan warna cokelat kehitaman.
Kata Kunci : Nasi Tiwul, Natibopleks, Alternatif Pangan, Pasca Pandemi Covid-19
| en_US |