dc.description.abstract | Pendahuluan: Swamedikasi berperan pada peningkatan prevalensi penyakit kulit infeksi fungi. Swamedikasi yang tidak tepat akan menyebabkan infeksi jamur akan bertambah lebih lama dalam kulit, sehingga akan sering kambuh. Swamedikasi dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan karakteristik sosiodemografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi penyakit kulit infeksi fungi pada masyarakat di Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik cross-sectional menggunakan responden yang mengisi kuisioner. Responden penelitian adalah masyarakat Kota Malang (n=400) yang dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok uji (n=200) dan kelompok kontrol (n=200) berdasarkan riwayat pernah atau tidaknya mengalami infeksi jamur pada kulit untuk menilai tingkat pengetahuan swamedikasi. Pengisian kuisioner dilakukan mulai November 2020 s.d. Januari 2021 yang kemudian ditabulasi dan dianalisa dengan Mann Whitney U Test dan Spearman correlation. Hasil dinyatakan bermakna apabila nilai p < 0,05.
Hasil: Mayoritas responden berusia 51-55 tahun dan pendapatan per bulan lebih dari 4 juta rupiah. Tingkat pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok uji tidak memiliki perbedaan bermakna pada ketepatan swamedikasi. Berdasarkan karakteristik sosiodemografi kelompok kontrol dan uji, maka tingkat pengetahuan swamedikasi ini berbeda pada golongan usia (p 0,001 dan r 0,242) dan pendapatan (p 0,003 dan r 0,209).
Kesimpulan: Usia dan pendapatan memiliki hubungan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Kota Malang tentang swamedikasi penyakit kulit infeksi fungi.
Kata Kunci: Usia, Pendapatan, Swamedikasi, Sosiodemografi, Tingkat Pengetahuan, Penyakit Kulit Infeksi Fungi. | en_US |