dc.description.abstract | Pendahuluan: Hiperlipidemia ialah kondisi peningkatan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL dalam darah di atas batas normal disertai penurunan kadar HDL, mapun kombinasi dari ketiganya. Hiperlipidemia dapat terjadi akibat, obesitas, diet tinggi lemak (diet hiperlipidemia), jarang olahraga, penggunaan alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol dan hipotiroidisme. Penelitian ini akan menguji aktivitas fisik dengan berenang dengan variasi frekuensi yang berbeda guna menguji pengaruhnya terhadap kadar kadar trigliserida dan skor NASH.
Metode: Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan desain penelitian Control Group Post Test Only secara In Vivo, untuk mengetahui pengaruh frekuensi aktivitas fisik yang berbeda pada tiap kelompok tikus betina dengan diet hiperlipidemia. Penelitian ini membagi lima kelompok kelompok perlakuan fisik (berenang), yaitu kontrol negatif (KN), kelompok kontrol positif (KP), kelompok dua kali seminggu (KDS), kelompok tiga kali seminggu (KTS), dan kelompok setiap hari (KSH). Analisis data ini menggunakan uji one-way anova dan diteruskan dengan analisis post hoc LSD (Least Significantly Difference) untuk mengetahui kelompok yang paling berpengaruh.
Hasil dan Pembahasan: Nilai rata-rata kadar trigliserida tertinggi pada perlakuan KP sebesar 183.40 ± 27.56 yang diikuti dengan KDS 163±23.30, KTS 151.40±23.53, KSH 126.80±20.36 dan KN 74.00 ± 6.52. Penurunan kadar trigliserida KTS dan KSH lebih besar dibandingkan KDS. Skor NASH pada KP lebih besar secara signifikan dibandingkan KSH, dan KP namun tidak berbeda secara signifikan dibandingkan KDS dan KTS. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh frekuensi aktivitas fisik terhadap Skor NASH.
Kesimpulan: Perlakuan KSH merupakan perlakuan paling baik untuk menurunkan kadar trigliserida dan menurunkan skor NASH pada tikus yang diinduksi diet hiperlipidemia.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Kadar Trigliserida Serum, Hiperlipidemia. | en_US |