dc.description.abstract | Pendahuluan : E. coli memiliki resistensi terhadap kotrimoksazol. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi resistensi ialah dengan mengkombinasi antibiotik dengan herbal seperti Allium sativum L.. Ekstrak etanol Allium sativum L. memiliki potensi antibakteri. Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan senyawa aktif berdasarkan tingkat kepolarannya. Namun interaksi fraksi fraksi ekstrak etanol umbi Allium sativum L. belum diketahui sehingga perlu diteliti.
Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro laboratorium pada E. coli resisten kotrimoksasol menggunakan ekstrak etanol umbi Allium sativum L. yang telah difraksinasi dengan air (FA), n-heksana (FNH) dan etil asetat (FEA). Efek antibakteri diuji dengan metode Kirby-Bauer sedangkan interaksi antibiotik dan herbal menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Hasil analisa diuji dengan Kruskal Wallis dengan nilai p<0,05 dianggap signifikan.
Hasil: Kotrimoksazol dosis tunggal dan ganda tidak menghasilkan zona hambat yang menunjukan sifat resistensi kotrimoksazol E. coli. FA dan FNH tunggal tidak menghasilkan zona hambat sedangkan FEA tunggal sebesar 11,21 ± 1,15 mm (p=0.013). Zona hambat FA, FNH, FEA ganda berturut turut sebesar 9,92±0,19 mm, 11,04±1,13 mm, 13,23±1,74 mm (p=0.014). Zona hambat kombinasi kotrimoksazol dengan FA dan FNH sebesar 0 mm dan FEA 11,21±1,15mm (p=0.014). hasil AZDAST menunjukkan FA, FNH not distinguishable dan FEA antagonis.
Simpulan: Tidak didapatkan potensi antibakteri pada FA FEA dan FNH. Jenis interaksi kotrimoksazol dengan FEA bersifat antagonis, sedangkan dengan FA dan FNH bersifat not distinguishable terhadap E. coli.
Kata Kunci: Allium sativum L., Kotrimoksazol, E. coli, Daya hambat, Kombinasi antibiotik dan herbal.
| en_US |