| dc.description.abstract | Semakin majunya peradaban mengakibatkan gerak-gerik manusia yang pada mulanya dibatasi oleh norma dan nilai menjadi semakin tidak berbatas. Hal ini ditandai dengan maraknya aktivitas penyimpangan seksual yang berada ditengah-tengah masyarakat. Di antara bentuk penyimpangan seksual tersebut ialah homoseksual, biseksual, dan transgender atau disebut juga LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Pada awalnya LGBT sama sekali tidak diterima dan diakui keberadaannya oleh masyarakat karena nilai-nilai agama tidak membenarkannya. Namun seiring berkembangnya teknologi dan informasi, nilai-nilai agama mulai dilunturkan dengan pesatnya kemajuan ilmu psikologi yang ditambah dengan pandangan multitafsir terkait konsep hak asasi manusia.
Skripsi ini meneliti tentang bagaimana kedudukan dan dampak adanya LGBT dari tiga perspektif, yakni perspektif hukum Islam, perspektif psikologi, dan perspektif hak asasi manusia. Oleh karena itu, rumusan masalah skripsi ini ialah untuk mendeskripsikan kedudukan dan dampak perilaku penyimpangan LGBT ditinjau dari hukum Islam, psikologi, dan hak asasi manusia. Skripsi ini menggunakan metodologi library research yaitu metode pengumpulan data pustaka berupa buku, jurnal, artikel, ayat Al-Qur’an, dan Hadits untuk mendapatkan hasil penelitian tersebut
Berdasarkan usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil terhadap penelitian ini, maka ditemukan hasil bahawasanya lesbian, gay, dan biseksual dalam perspektif hukum Islam adalah haram, karena dengan jelas disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an bahwa perilaku ini tergolong qoum su’ dan fasiq sehingga Allah akan melaknat perilaku dan pelakunya. Sedangkan transgender tidak dihukumi haram apabila perilakunya merupakan pembawaan dari lahir dan ia sudah berusaha mengubahnya agar bisa kembali ke keadaan normal, sebaliknya seorang transgender yang dibuat-buat maka inilah yang tergolong sebagai perbuatan fasiq dan dihukumi haram. Kemudian dalam perspektif psikologi, LGBT terhadap penyebabnya terbagi menjadi dua pandangan di mana pandangan pertama menyebutkan LGBT merupakan kealamian manusia sebagai makhluk hidup dan bantahan pandangan kedua yang merupakan bantahn atas pandangan pertama, menyebutkan LGBT merupakan sebuah gangguan mental/penyakit. Terakhir, dari perspektif HAM dihasilkan bahwa kedudukan seorang LGBT tergantung dari peraturan-perundang-undangan dari suatu negara, sebab negara diberikan wewenang penuh untuk melaksanakan hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan kulturnya tanpa ada unsur diskriminasi dan penodaan terhadap hak-hak asasi yang harus dipenuhi.
Dari hasil yang diperoleh, ditarik kesimpulan bahawasanya LGBT dalam hukum Islam adalah haram. Kecuali bagi transgender pembawaan dari lahir maka tidak berdosa selagi ia berusaha untuk mengubah dirinya normal sesuai dengan identitas seksualnya. Dari ilmu psikologi, penyebab terjadinya perilaku LGBT masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Lalu bila dihadapkan dengan hak asasi manusia, maka posisi seorang LGBT ditentukan oleh undang-undang yang berlaku di tempat tinggalnya. Di Indonesia, LGBT masih tidak mendapatkan legalitasnya karena kultur di Indonesia adalah sebagai negara yang sarat akan nilai-nilai agama.
Selanjutnya, diharapkan penelitian terhadap kedudukan dan dampaknya perilaku LGBT ditinjau dari sisi psikologi agar terus di angkat sebagai tema penelitian. Terhadap pemerintah Indonesia, diharapkan agar pembentukan peraturan perundang-undangan terkait kedudukan seorang LGBT di dalam hukum positif segera dibahas dan di undangkan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran-pelanggaran hak-hak asasi seorang LGBT.
Kata Kunci : LGBT, Hukum Islam, Psikologi, HAM | en_US |
