Show simple item record

dc.contributor.authorRohman, Moh. Hidayatur
dc.date.accessioned2022-08-09T01:44:32Z
dc.date.available2022-08-09T01:44:32Z
dc.date.issued2022-07-02
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/4779
dc.description.abstractMinyak bunga matahari (CSFO) memiliki kandungan asam lemak jenuh yang rendah dan bersifat polar, sehingga cocok digunakan sebagai bahan bakar biodiesel. CSFO tidak dapat digunakan secara langsung karena viskositasnya yang tinggi, sehingga akan merusak mesin bila digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Penambahan aditif (minyak terpentine) adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas dan menurunkan viskositas minyak nabati. Minyak terpentin memiliki kandungan alpha pinene (C10H16) turpene hydrocarbon sehingga mudah terbakar, mudah menguap, memiliki viskositas dan titik nyala yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembakaran yang meliputi laju pembakaran, temperatur nyala, tinggi api, dan lebar api dari campuran droplet CSFO dengan terpentine. Metode yang digunakan adalah double droplet, dimana droplet diteteskan pada ujung thermocouple tipe-K, kemudian dipanaskan menggunakan heater dengan jarak 3 mm dari droplet. Metode double droplet digunakan untuk mengetahui karakteristik pembakaran dari bahan bakar cair campuran CSFO dan minyak terpentin. Variasi campuran yang digunakan adalah 10% (CSFO10) dan 15% (CSFO15). Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi prosentase minyak terpentin maka laju pembakaran semakin cepat, temperatur nyala semakin rendah, dan lebar api semakin kecil. CSFO yang mempunyai kandungan terbesarnya linoleic adalah asam lemak bengkok dan mempunyai temperatur nyala yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa CSFO hanya membutuhkan panas yang lebih kecil untuk terbakar. Energi yang dibutuhkan untuk berinteraksi antara CSFO dan terpentine rendah, sehingga mengakibatkan laju pembakaran semakin cepat. CSFO yang termasuk polar, menyebabkan CSFO lebih reaktif, sehingga pembakaran lebih cepat. Ketika ditambahkan terpentine 10% maka CSFO10 menyala sekitar 1,067 detik, dan CSFO15 menyala sekitar 0,6 detik lebih cepat dibanding CSFO murni, yaitu 1,167 detik. Pada visualisasi api memperlihatkan adanya peristiwa microexplosion, microexplosion terbanyak pada CSFO murni. Karakteristik pembakaran terbaik adalah CSFO15, dengan laju pembakaran lebih cepat, temperatur lebih rendah, dan jelaga semakin berkurang. Kata Kunci: Biodiesel, Minyak Bunga Matahari, Aditif Minyak Terpentin, Pengapian Tetesanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectTekniken_US
dc.subjectTeknik Mesinen_US
dc.subjectBiodieselen_US
dc.subjectMinyak Bunga Mataharien_US
dc.subjectAditif Minyak Terpentinen_US
dc.subjectPengapian Tetesanen_US
dc.titlePengaruh Penambahan Terpentin terhadap Karakteristik Pembakaran Droplet Minyak Bunga Matahari sebagai Biodieselen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record