dc.description.abstract | Pembubutan merupakan yang pengerjaanya menggunakan benda kerja silindris. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerjanya yang menggerakkan gerak putar dari benda kerja dimana penyayatanya dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja (feeding). Seiring dengan perkembangnya teknologi manufaktur pembubutan manual akan tergantikan oleh pembubutan berbasis mesin bubut konvensional sama walaupun merk dan buatan pabrik berbeda, hanya saja terkadang posisi handle/tuas, tombol, tabel penunjuk pembubutan dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Maka akan berkembang juga metode pembubutan yang dikerjakan. Ini dikarenakan proses pemesian akan mempengaruhi hasil dari pepmbubutan suatu material. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi sudut potong dan depth of cut terhadap kekasaran permukaan pada proses turning magnesium AZ31. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Variasi jenis sudut potong yang digunakan adalah 60° 70° dan 80°. Serta depth of cut 0,5 mm dan 1 mm terhadap hasil proses turning. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh sudut potong dan depth of cut mempengaruhi nilai kekasaran permukaan. Nilai kekasaran pada masing masing specimen menunjukkan nilai kekasaran yang berbeda. Nilai kekasaran paling rendah didapatkan oleh variasi sudut potong 80°. Sedangkan nilai kekasaran paling tinggi didapatkan oleh pembubutan variasi sudut potong 60°. Hal ini diakibatkan semakin rendah sudut potong akan memperbesar gaya gesek yang terjadi pada bidang pemotongan sehingga getaran pada proses pemotongan semakin tinggi yang akan mempengaruhi kekasaran permukaan pada hasil pembubutan.
Kata Kunci : Mesin Bubut Konvensional, Pahat HSS, Sudut Potong, Depth Of Cut, Magnesium AZ31, Kekasaran Permukaan | en_US |