dc.description.abstract | Salah satu wilayah yang dilalui Jalur Lintas Selatan Jawa Timur adalah Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai kota penghasil marmer terbesar di Indonesia, selain itu Tulungagung juga memiliki deretan wisata pantai yang masih terjaga kelestariannya. Namun potensi tersebut belum dapat dikembangkan secara optimal dikerenakan akses jalan yang kurang memadai. Dalam upaya mendukung pengembangan potensi perekonomian di Kabupaten Tulungagung perlu dilakukan pembuatan jalan baru atau peningkatan jalan yang sudah ada dan disesuaikan dengan kondisi lalu-lintas yang ada pada daerah tersebut.
Perencanaan perkerasan konstruksi jalan yang baik diharapkan mampu memikul beban kendaraan yang melintas dan tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Dan jenis perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah perkerasan yang sesuai untuk Jalur Lintas Selatan Tulungagung. Pada skripsi ini, dilakukan perencanaan perkerasan lentur menggunakan dua metode yaitu, metode AASHTO 1993 dan MDP 2017 deangan tujuan agar mendapatkan hasil perencanaan yang lebih efisien untuk diaplikasikan pada Jalur Lintas Selatan Tulungagung. Setelah itu, dilakukan perhitungan biaya konstruksi masing-masing perkerasan berdasarkan PERMEN PUPR 2016.
Hasil dari perhitungan nilai CESA untuk perkerasan lentur dengan metode AASHTO 1993 dan Bina Marga 2017 diperoleh hasil yang berbeda cukup signifikan yaitu metode AASHTO 1993 sebesar 678.626,7727 dan Bina Marga 2017 sebesar 4.242.715,26. Dan untuk perhitungan perkerasan lentur dengan metode AASHTO 1993 diperoleh, tebal Surface Course (Laston AC WC) = 12 cm, Base Course ( Batu Pecah Kelas B) = 15,5 cm, dan Subbase Course (Sirtu) = 16 cm. Sedangkan perkerasan lentur dengan metode MDP 2017, diperoleh tebal Surface Course = 18 cm ( terdiri dari AC WC = 4 cm, AC BC = 6 cm dan AC Base = 8 cm), Base Course ( Agregat Kelas A) = 30 cm. Dan dari hasil analisa perhitungan rencana anggaran biaya diperoleh Rp. 179.767.708.218,25. untuk metode AASHTO 1993 dan Rp. 186.767.642.122,58 untuk metode MDP 2017. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak terkait dalam merencanakan tebal perkerasan lentur pada Jalur Lintas Selatan Kab. Tulungagung, dan dari hasil tersebut juga disarankan untuk mengguakan perencanaan perkerasan dengan metode metode MDP 2017 karena akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan metode AASHTO 1993.
Kata Kunci : Perkerasan Lentur, Perencanaan, AASHTO 1993, MDP 2017, JLS Tulungagung | en_US |