dc.description.abstract | Realisme magis sebagai gaya penceritaan yang dilakukan seorang penulis atau
pengarang dalam mendeskripsikan realitas. Dampaknya, realisme magis sudah jadi
barang penting dalam perkembangan kesusastraan dunia, baik dalam konteks
poskolonial maupun postmodern. Sehingga karya sastra memiliki karakteristik
realisme magis pada sebuah cara seorang pengarang menyampaikan sesuatu. Dalam
karya sastra novel terdapat realisme magis sebagai gaya penceritaan untuk
menggabungkan dunia realis dan magis, sehingga dengan mudah menuangkan hal hal penting untuk membuka sekaligus mengikat tujuan tertentu. Sebagaimana seorang
pengarang mampu menuangkan setiap kisah ke dalam novel menjadi ideal serta
kontekstual. Dikarenakan narasi yang dibangun mencerminkan bahwa ada
penggabungan dunia kehidupan yang realisme dan magis menjadi satu penceritaan
yang utuh. Kisah dibangun dari kehidupan sehari-hari dari dua negara antara penulis
Indonesia dan Kolombia, yang diteliti novel dari penulis Indonesia berjudul Simple
Miracles karya Ayu Utami, yang secara latar belakang berlatar negara si penulis,
sedangkan novel yang satu berjudul Seratus Tahun Kesunyian karya Gabriel Garcia
Marquez secara latar belakang di kisah-kisahnya merepresentasikan negara penulis.
Dalam hal menggunakan pendekatan sastra berbandingan, untuk menemukan
perbedaan, persaman, dan pemaknaan realisme magis dalam kedua novel. Maka dari
itu peneliti meneliti dua novel Simple Miracles dan Seratus Tahun Kesunyyian
dengan gaya penceritaan realisme magis. | en_US |