dc.description.abstract | Proses produksi tahu di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan teknologi sederhana. Hal tersebut berakibat pada tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) yang rendah dan tingkat produksi limbah yang tinggi. Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh usaha-usaha skala kecil dengan modal yang terbatas. Dari segi lokasi, industri tahu tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi tahu pada umumnya bertaraf pendidikan yang rendah. Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah padat ini kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak dan diolah menjadi tepung ampas tahu. Limbah cair dari produksi tahu dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu.
Industri Tahu merupakan Industri kecil rumah tangga yang menyumbangkan cukup banyak limbah cair. Kelurahan Tulusrejo dengan jumlah penduduk sebanyak 16,817 orang, dan terdapat 134 jiwa/ha, berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan, pabrik tahu kendalsari membuang air limbah greywater langsung ke muka tanah atau ke saluran terdekat (sungai,parit atau selokan) tanpa adanya proses pengolaha terlebih dahulu. Pengolahan air limbah greywater yang direncanakan akan menggunakan Teknologi Anaerobic Filter dimana teknologi ini dipilih berdasarkan kemudahan dalam oprasional serta mempertimbangkan aspek teknis maupun finansial dan ketersediaan lahan.
kualitas air limbah Industri pabrik tahu kendalsari rata – rata BOD, COD, TSS, dan pH yang digunakan dalam perencanaan yakni, 1192 mg/L, 2956 mg/L, 492,7 mg/L, dan 3,96 mg/L. Hasil dari perencanaan didapat kuliatas air limbah sebesar, BOD 0,89 mg/l, COD 34,35 mg/l, dan TSS 246,35 mg/l memenuhi baku buku mutu.
Kata Kunci : Air Limbah, Anaerobic Filter, Aerobik Biofilter, Wetland, Kelurahan Tulusrejo, Kota Malang. | en_US |