dc.description.abstract | Munculnya kurikulum 2013 sebagai kurikulum pembaruan harus memenuhi
syarat penerapan konsep pendidikan yang berorientasi perkembangan peserta
didik dan konteks kehidupan yang dipahami sebagai konsep pedagogik
transformatif. Saat ini, pembelajaran otentik daripada menangkap ide-ide steril
tentang kehidupan masyarakat ditekankan dalam pengelolaan mata pelajaran.
Pelajaran Matematika di SMP memiliki muatan lebih banyak disbanding mata
pelajaran lainnya dan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan literasi,
numerasi, yang kuat sehingga dapat belajar matematika dengan kecerdasan
numerik, atau kecerdasan dalam menggunakan angka dan kemampuan literasi.
Berdasakan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut. 1) Apakah ada perbedaan kemampuan literasi numerasi peserta didik
antara yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan model pembelajaran
Thinking Actively in A Social Context (TASC) pada materi segiempat kelas VII
SMP Negeri 6 Singosari? 2) Apakah ada perbedaan self-efficacy peserta didik
antara yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan model pembelajaran
Thinking Actively in A Social Context (TASC) pada materi segiempat kelas VII
SMP Negeri 6 Singosari? 3) Apakah efektif model pembelajaran Thinking
Actively in A Social Context (TASC) untuk mengukur kemampuan literasi
numerasi peserta didik pada materi segiempat kelas VII SMP Negeri 6 Singosari?
4) Apakah efektif model pembelajaran Thinking Actively in A Social Context
(TASC) untuk mengukur self-efficacy peserta didik pada materi segiempat kelas
VII SMP Negeri 6 Singosari? Dalam penelitian ini meimiliki tujuan untuk
menguji kefektifan moldel pembelajaran Thinking Activeily in a Social Context
(TASC) ulntuk mengukur kemampuan literasi numerasi dan self-efficacy peserta
didik. Oleh karena itu pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan Quasi
Experimen Design.
Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji kefektifan model
pembelajaran Thinking Actively in a Social Context (TASC) untuk mengukur
kemampuan literasi numerasi dan self-efficacy peserta didik. Oleh karena itu
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif,
sedangkan jenis penelitian yang digulnakan Qulasi Experimen Design. Desain ini
menggunakan kelolmpok kontrol, tetapi tidak dapat digunakan sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar lainnya.
Hasil penelitian ini menunjukaan adanya perbedaan kemampuan literasi
numerasi dan self-efficacy yang diberi dan tidak diberi perlakuan model pembelajaran Thinking Actively in A Social Context (TASC) kelas VII SMP
Negeri 6 Singosari. Selain itu terdapat keefektifan moldel pembelajaran Thinking
Actively in A Social Context (TASC) ulntuk mengukur kemampulan literasi
numerasi pada kelas eksperimen dan terdapat keefektifan model pembelajaran
Thinking Actively in A Social Context (TASC) terhadap self-efficacy pada kelas
eksperimen. Hal itu ditunjukkan dengan beberapa uji hasil data. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran Thinking Actively in
A Social Context (TASC) terhadap self-efficacy pada kelas eksperimen setelah
dilakukan pretest dan posttest. | en_US |