dc.description.abstract | Gedung Rektorat dan Auditorium Universitas Brawijaya Malang dibangun untuk kegunaan sebagai tempat rawat inap dengan panjang bangunan 53,4 m, lebar bangunan 15,2 m dan tinggi bangunan 28 m yang memiliki 7 lantai. Struktur Gedung tersebut menggunakan struktur beton bertulang. Kombinasi konstruksi sistem beton bertulang tersebut mampu menciptakan gedung yang kuat, tetapi di sisi lain juga akan memberikan dimensi yang besar dan beban mati yang cukup besar, hal itu akan berdampak pada saat struktur menahan gaya gempa.
Untuk itu penulis merencanakan struktur menggunakan sistem komposit yang terdiri dari material kombinasi yang berbeda secara fisik dan sifatnya yang bekerja bersama memikul beban. Sistem struktur komposit terbentuk dengan adanya interaksi antara komponen-komponen baja dan beton yang masing-masing karakteristik dasar materialnya dimanfaatkan secara optimal. Standar perencanaan yang digunakan yaitu SNI 1727:2013, SNI 2847:2013, SNI 1726:2019, SNI 03-1729-2002 dan PPIURG 1987.
Hasil dari studi perencaan ini adalah tebal pelat 125 mm untuk pelat lantai 1 s/d 8 (atap) dengan tulangan terpasang ∅ 10 – 125 mm untuk tulangan pokok dan ∅ 8 – 125 untuk tulangan Sengkang; balok anak menggunakan profil WF 300.200.9.14; balok induk menggunakan profil WF 400.300.10.16; kolom komposit menggunakan profil WF 500.300.11.18 dibungkus dengan kolom beton bertulang 60 cm × 60 cm. Tulangan yang digunakan yaitu 4 ∅ 16 sebagai tulangan longitudinal dan ∅ 10 – 250 sebagai tulangan sengkang; pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang dengan ukuran pondasi 3 m × 3 m. Dengan diameter tiang pancang ∅ 40 cm sebanyak 4 tiang dalam 1 pondasi dengan jarak antar tiang 150 cm dan kedalaman 12 m. Untuk tulangan pondasi digunakan tulangan pokok 10 – D22 mm dan tulangan spiral D12 – 150.
Kata Kunci: Struktur komposit, Gedung Rektorat dan Auditorium Universitas Brawijaya Malang | en_US |