dc.description.abstract | Assalamu’alaikum War. Wab.
Puji syukur kepada Allah SWT., yang telah menganugerahkan
rahmat, hidayah,taufiq dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam mengungkap berbagai problem yang dihadapi
Sunni-Syiah di Sidoarjo dan Sampangmelalui penelitian yang penulis
lakukan,sehingga sangat mendukung terwujudnya buku monograf
ini dengan judul “Monograf Perdamaian Sunni-Syiah Sampang
Melalui Modal Sosial dan Advocacy Coalition Framework”.
Perjalanan panjang rekonsiliasi antara Sunni dan Syiah di
Sampang menghadapi dinamika yang rumit dan penuh tantangan.
Konflik yang bermula pada tahun 2012 telah menimbulkan dampak
yang mendalam, menciptakan sejumlah pengungsi internal yang
masihmencari kedamaiandi antara gejolakperbedaankeyakinandan
ketegangan komunal. Melalui buku ini, penulis berupaya menguraibenang kusut konflik tersebut, mencari solusi, dan menemukan
jalan menuju perdamaian.
Bab pertama pada buku ini merinci peristiwa-peristiwa
penting yang membentuk dan memicu konflik Sunni-Syiah di
Sampang. Dengan menelusurisejarah, pembaca dapat memahami
akar persoalan yang menjadi tantangan bersama. Kemudian, bab
kedua memperkenalkan teori konflik, modalsosial,rekonsiliasi, dan
Advocacy Coalition Framework sebagai landasan analisis.
Modal Sosial merupakan elemen penting sebagai alternatif
dalam mendamaikan konflik Sunni-Syiah Sampang. Modal sosial
yang telah ada di Masyarakat Sampang telah dijadikan sebagai
pondasi menjalin hubungan yang telah terputus bertahun-tahun
melalui Advocacy Coalition Framework.
Langkah selanjutnya, pada bab ketiga, akan membawa
pembaca lebih dalam ke inti pembahasan. Dalam bagian ini, konflik
tersebut diuraikan dengan memandangnya melalui lensa modal
sosial, mengeksplorasi upaya rekonsiliasi yang telah dilakukan,
serta mengaplikasikan Advocacy Coalition Framework untuk
merancang pendekatan holistik yang melibatkan masyarakat
sipil dalam penyelesaian konflik. Bab ini menjadi jendela untuk
memahami secara lebih rinci dinamika masyarakat Sampang dan
bagaimana keterlibatan masyarakatsipil dapat membentuk proses
rekonsiliasi.
Penutup pada Bab keempat menjadi refleksi dan panggilan
untuk tindakan. Dengan merangkum temuan-temuan pada
pembahasan intik buku ini, penulis dan pembaca, bersama-sama
berkesempatan untuk menyimpulkan, menyoroti pencapaian,
dan merumuskan arah ke depan. Apakah perdamaian dapat
tercapai sepenuhnya atau masih ada tantangan yang perludiatasi? Bagaimana modal sosial dapat terus ditingkatkan untuk
mendukung rekonsiliasi yang berkelanjutan? Semua pertanyaan ini
membuka jalan untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya
mencapai perdamaian di Sampang.
Buku ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan
dan keilmuan mengenai penanganan konflik di Indonesia, terutama
konflik Sunni-Syiah yang terjadi di Sampang dan Jemundo Sidoarjo.
Selain itu buku monograf ini dapat dijadikan acuan rekonsiliasi
konflik Sunni-Syiah Sampang.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak atas kerjasamanya mulai dari awalsampaiselesainya buku ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan buku Monograf ini masih jauh
dari sempurna sehingga segala masukan dan kritikan yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum War. Wab. | en_US |