dc.description.abstract | Pendahuluan: Usia dewasa muda merupakan usia rentan dalam mengalami stres, salah satunya mahasiswa prodi Pendidikan Dokter. Pengelolaan stres yang tidak tepat dapat memunculkan perilaku emotional eating. Selain itu, stres yang tinggi pada mahasiswa juga dapat memicu kadar glukosa darah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh tingkat stres terhadap perilaku emotional eating dan kadar glukosa darah pada mahasiswa prodi Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang.
Metode: Penelitian studi Cross-sectional ini dilakukan pada 200 mahasiswa pre-klinik FK UNISMA yang terdiri dari 65 laki-laki (32,5%) dan 135 perempuan (67,5%) yang dibagi dalam 4 kelas yaitu kelas 1 (n=54), kelas 2 (n=49), kelas 3 (n=48), kelas 4 (n=49) dengan menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale untuk mengukur tingkat stres, Eating and Appraisal due to Emotions and Stress untuk mengukur perilaku emotional eating serta pengukuran glukosa darah. Data dianalisis dengan uji komparasi kruskal wallis dan mann whitney dan uji korelasi Spearman dengan p <0.05 dianggap signifikan.
Hasil: Tingkat stres mahasiswa secara keseluruhan didominasi oleh tingkat stres sedang oleh kelas 2 dengan 35 mahasiswa (71,4%) dan tingkat stres berat didominasi oleh kelas 1 dengan 31 mahasiswa (57.4%). Perilaku emotional eating sangat berat didominasi oleh kelas 1 dengan 43 mahasiswa (79,6%). Kadar glukosa darah berada dalam batas normal. Tingkat 1 memiliki glukosa darah lebih tinggi dari tingkat lainnya. Uji pengaruh antara tingkat stres dengan perilaku emotional eating didapatkan r= 0.234 (p= 0.000) dan uji pengaruh antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah r= 0.304 (p=0.000). Hal ini menunjukkan tingkat stres berpengaruh terhadap perilaku emotional eating dan kadar glukosa darah.
Kesimpulan: Tingkat stres berpengaruh terhadap perilaku emotional eating dan kadar glukosa darah.
Kata Kunci: Stres, Emotional Eating, Glukosa Darah | en_US |