dc.description.abstract | Implementasi merdeka belajar di SMA Islam Nusantara Malang
menggunakan konsep diferensiasi yaitu penyesuaian kondisi di lingkungan
sekitar. Dimana, baru diterapkan pada kelas X dan XI, sedangkan kelas XII
belum diterapkan. Sebab kelas XII sudah terlanjur memakai kurikulum K13.
Permasalahan ditemukan pada lokasi penelitian adalah terbatasnya sarana
prasarana pendukung, minimnya sumber daya guru, dan budaya malas pada
peserta didik.
Tujuan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi bagaimana perencanaan,
implementasi, dan model pada pendidika agama islam dan budi pekerti untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik, dengan fokus penelitian yaitu :1)
Bagaimana perencanaan implementasi Merdeka belajar pada pembelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk meningkatkan kreativitas peserta
didik di SMA Islam Nusantara Kota Malang 2) Bagaimana implementasi Merdeka
belajar pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di SMA Islam Nusantara Kota Malang 3)
Bagaimana model implementasi Merdeka belajar pada pembelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di
SMA Islam Nusantara Kota Malang?.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus, dan pengumpulan datanya berupa servasi, wawancara dan
dokumentasi Sedangkan teknik analisis datanyameliputi pengumpulan data,
penyajian data, kondensasi data dan penarikan kesimpulan.
Hasil yang ditemukan pada penelitain ini adalah perencanaan implementasi
yang dilakukan di sma islam nusantara malang terdiri dari tiga tahap, yaitu
mempelajarai konsep merdeka belajar di plat form kemendikbud ristek,
melakukan pembahasan taua diskusi bersama yayasan dan komkite sekolah terkait
penyesuaian implementasi merdeka belajar dengan pertimbangan sarana prasarana
yang dimiliki, dan melakukan sosialisasi semua guru dan peserta didik. Merdeka
belajar di SMA Islam Nusantara Malang, merupakan langkah awal untuk
memberikan pemahaman kepada semua pemangku kepentingan di sekolah akan
pentingnya implementasi Merdeka belajar dan pengaruh yang akan dihasilkan dari
implementasi ini. Langkah kedua adalah memaksimalkan pendanaan dalam proses
pembelajaran karena tanpa adanya dana tidak bisa diwujudkan secara maksimal.
Tetapi, dalam implementasinya pada kelas X dan XI, sedangkan kelas XII belum
diterapkan. Sebab, kelas XII sudah terlanjur memakai kurikulum K13 dan budaya
malas yang masih kental pada peserta didik. Merdeka belajar ini, menggunakan
pembelajaran dan penilaian yang berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang
menyesuaikan dengan kondisi di sekitar, bisa juga diawali dengan asesmen
kompetensi, peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih kompetensi dasar
yang paling diminati dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di SMA Islam Nusantara Malang | en_US |