dc.description.abstract | Pendahuluan: Low Back Pain sebagai Work Musculosceletal Disorder merupakan penyebab utama kecacatan kerja yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas gerak terutama pada penjahit rumahan. Salah satu faktor resikonya adalah Posisi kerja, durasi kerja dan IMT. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Posisi kerja, durasi kerja dan IMT terhadap keluhan LBP dan gangguan aktivitas gerak lumbal pada penjahit di kota Malang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-sectional pada penjahit dikota malang yang berusia > 20 tahun yang dilakukan bulan September 2022 hingga Februari 2023. Posisi kerja dievaluasi menggunakan kuesioner OWAS, Durasi kerja dievaluasi dengan wawancara, IMT dievaluasi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, LBP dievaluasi dengan kuesioner NRS dan gangguan aktivitas gerak lumbal di evaluasi dengan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti. Data dianalisa dengan Fisher’s Exact Test dan Spearman p<0,05 dianggap signifikan.
Hasil: : Responden (n=100) terdiri atas 50 laki-laki dan 50 perempuan dengan posisi kerja yang normal 23 % dan yang buruk 77% berkorelasi dengan keluhan LBP (p=,000) dan gangguan aktivitas gerak lumbal (p=0,045) , durasi kerja ringan 3% dan durasi kerja yang berat 12% berhubungan dengan keluhan LBP (p=0,044) namun tidak ada korelasi dengan gangguan aktivitas gerak lumbal (p=0,354), IMT normal 59% dan overweight 28% berhubungan dengan keluhan LBP (p=0,000) dan gangguan aktivitas gerak lumbal (p=0,045). Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan intensitas pada LBP yang diduga bisa mempengaruhi hasil pada instrumen gangguan aktivitas gerak lumbal.
Kesimpulan: Posisi kerja, durasi kerja dan IMT berhubungan terhadap keluhan LBP dan gangguan aktivitas gerak lumbal. Namun, durasi kerja tidak didapatkan hubungan dengan gangguan aktivitas gerak lumbal.
Kata Kunci : Posisi Kerja, Durasi Kerja, IMT, Low Back Pain, Gangguan Aktivitas Gerak Lumbal | en_US |