dc.description.abstract | Sastra memiliki fungsi yang sangat luas salah satunya adalah sebagai
dokumentasi budaya. Sebagai dokumentasi budaya sastra harus mampu mencatat
kenyataan budaya, tradisi dan kehidupan masyarakat dalam keadaan dan waktu
tertentu. Segala peristiwa yang menjadi latar dalam sebuah karya sastra
merupakan cerminan dari keadaan soasial budaya suatu masyarakat yang melatar
belakanginya. Salah satu karya sastra yang dapat menjadi dokumentasi budaya
adalah cerita pendek dengan cerita yang pendek akan tetapi mampu
merepresentasikan budaya dan kehidupan sosial yang luas.
Objek dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen kembang selir karya
Muna Masyari yang terdiri dari 15 cerpen dengan muatan lokal Madura yang
sangat khas dan menarik untuk dikaji. Fokus dalam penelitian ini ada tiga yaitu
bentuk pengetahuan lokal dalam kumpulan cerpen kembang selir karya Muna
Masyari, Makna tekstual dan kontektual pengetahuan lokal dalam kumpulan
cerpen kembang selir karya Muna Masyari dan implementasi nilai pengetahuan
lokal dalam kumpulan cerpen kembang selir karya Muna Masyari. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan antropologi sastra yaitu
mengkaji sastra berdasarkan kebudayaan. Data dalam penelitian ini berupa
monolog dan dialog dalam cerpen tersebut.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberpa tahapan yaitu
Membaca kumpulan cerpen Kembang Selir karya Muna Masyari secara berulang ulang, Menandai kalimat-kalimat yang berkaitan dengan fokus penelitian
mengenai bentuk pengetahuan lokal yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Kembang Selir karya Muna Masyari. Mencatat kalimat-kalimat yang telah ditadai
ke dalam kartu data tentang pengetahuan lokal yang terdapat pada kumpulan
cerpen Kembang Selir karya Muna Masyari untuk mempermudah dalam
menganalisis. Mengelompokkan semua data yang telah ditandai dan dicatat
tentang pengetahuan lokal dalam bentuk data yang termasuk monolog, dialog
atau konflik. Teknik analisis data yang dilakukan sesuai dengan fokus penelitian
yaitu peneliti mengklasifikasikan data yang telah diperoleh, kemudian melakukan
kodifikasi, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi makna secara tekstual dan
kontektual tahapan terakhir peneliti peneliti menentukan nilai-nilai yang
terkandung dalam pengetahuan lokal untuk diimplementasikan dalam
pembelajaran sastra di sekolah. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data,
member cheking dan auditing.
Hasil dalam penelitian ini terdapat tiga pengetahuan lokal yaitu
pengetahuan lokal berkaitan dengan pengetahuan alam lokal dimana terdapa kondisi bentang alam madura dan flora khas pulau Madura. Dalam cerpen Muna
Masyari menggambarkan tanaman disekitar rumah masyarakat Madura atau
pamengkang banyak sekali ditanami tanaman holtikultura, buah-buahan, rempah
dan TOGA seperti tanaman kelor, terong, cabai, bluntas, pisang, nangka, manga,
kunyit, serai, pandan, dan sebagainya ditanam di pekarangan rumah. Fungsi
tanaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sebagian untuk
disedekahkan. Selain tanaman tersebut potensi pertanian tembakau juga
digambarkan dalam cerpen tersebut sebagai salah satu tanaman yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Orang madura menyebutnya dengan emas bhiru karena
harganya yang mahal. Tembakau Madura merupakan salah satu yang terbesar di
Indonesia.
Pengetahuan lokal lainnya juga ditemukan dalam bentuk teknologi lokal
masyarakat Madura. Teknologi lokal ini berkaitan dengan kontruksi dan teknologi
pangan yang digunakan masyarakat Madura. Teknologi kontruksi yang
digambarkan dalam latar cerita yaitu kobhung sebuah bangunan khas masyarakat
Madura yang berbentuk seperti rumah panggung berada di sebelah barat dalam
susunan taneyan lanjhang. Selain itu teknologi pangan dan pekakas rumah
terdapat alat pencacah tembakau atau jhangat manual yang sampai detik ini
digunakan oleh masyarakat Madura.
Pengetahuan lokal Madura berkaitan dengan sosial budaya, dalam
penelitian ini banyak sekali ditemukan tradisi masyarakat madura yang
digambarkan oleh Muna Masyari, diantaranya tradisi rokat kandung kembar,
pellet betteng, tajin sappar, tanjin sora, carok, maulid nabi, ter-ater dan lainnya.
Tradisi tersebut menunjukkan pengetahuan lokal yang kaya akan nilai-nilai yang
berkembang pada masyarakat Madura.
Dari tiga pengetahuan lokal yang sudah diklasifikasikan, peneliti
menganalisis tiga bentuk pengetahuan lokal tersebut berdasarkan makna tekstual
dan kontekstual. Makna tekstual dikaji secara aspek gramatikal yaitu meliputi
referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Makna kontekstual dianalisis
berdasarkan makna tekstual yang dihasilkan lalu disesuaikan dengan kondisi
sosial penulis dan juga realitas yang diangkat dalam cerpen tersebut sehingga
menghasilkan makna kontekstual dan mengetahui pengetahuan lokal yang
terkandung dalam cerpen kembang selir karya Muna Masyari.
Niai-nilai dalam pengetahuan lokal masyarakat Madura yang luhur
seperti nilai sosial, religius, peduli kesehatan, kekeluargaan, kebersamaan,
ketekunan, dan kemandirian dapat implementasikan dalam pembelajaran sastra
disekolah. Implementasi dapat dilakukan dengan cara penerapan nilai-nilai
tersebut pada saat kegiatan pembelajaran dan penyelesaian proyek-proyek
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Implikasi penelitian ini yaitu
penelitian terkait dengan pengetahuan artefak-artefak kebudayaan masyarakat
Madura yang dimuat dalam karya sastra strategis untukk dikaji dan
dikembangkan | en_US |