dc.description.abstract | Basanan merupakan salah satu seni sastra lisan daerah yang dimiliki oleh
masyarakat Using Banyuwangi. Basanan termasuk dalam ragam puisi lisan Using
yang didalamnya mengandung unsur sampiran dan isi. Cara untuk melestarikan
basanan supaya tetap terjaga dan dapat dirasakan oleh generasi ke generasi adalah
dengan cara tetap melaksanakan tradisi. Pemilihan kata atau diksi dalam penuturan
basanan perlu diperhatikan oleh penutur, karena setiap basanan yang dituturkan
menyimpan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh penutur kepada masyarkat. Oleh
sebab itu, tidak sembarang kata dapat dituturkan, melainkan penutur harus memilih
kata yang selaras, indah, dan sarat akan makna. Berdasarkan pertimbangan dari
pemilihan kata atau diksi tersebut, maka di dalam penelitian ini dibahas mengenai: (1)
eksplorasi diksi dalam sastra lisan basanan osing banyuwangi (2) eksistensi bsanan
osing pada generasi Z di era revolusi industri 4.0.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk, mengidentifikasi dan menganalisis
diksi yang digunakan dalam sastra lisan basanan Osing Banyuwangi. Mengungkap
nilai budaya dan historis yang terkandung dalam diksi sastra lisan tersebut. Menilai
tingkat eksistensi dan penggunaan sastra lisan basanan Osing di kalangan Generasi Z
pada era Revolusi Industri 4.0. Mengidentifikasi upaya dan inisiatif yang dilakukan
untuk melestarikan sastra lisan ini di era modern. Menyusun rekomendasi strategis
untuk menjaga dan mempromosikan keberlanjutan sastra lisan basanan Osing di
kalangan generasi Z.
Jenis dan rancangan dalam penelitian ini adalah kualitatif stilistika. Lokasi
penelitian di desa Gombeng Sari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Sasaran
penelitian adalah tuturan dalam basanan serta pemilihan diksi yang mengandung
identifikasi kata kunci, analisis makna, gaya bahasa, struktur dan ritme, fungsi sosial
dan budaya, serta eksistensinya pada generasi Z di era revolusi industri 4.0. Sumber
data diperoleh dari tuturan basanan dan wawancara dengan beberapa informan yang
telah memenuhi kriteria. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, dan transkripsi dan terjemahan. Analisis data dalam penelitian menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu: (1) reduksi data,
merangkum dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
Informan, kemudian diklasifikasikan dengan cara penomoran guna memudahkan
dalam pengolahan data, (2) penyajian data, data disajikan dalam bentuk tabel matriks
sesuai dengan fokus penelitian dalam rumusan masalah, (3) penarikan kesimpulan dan
verifikasi temuan, yakni penarikan kesimpulan berdasarkan hasil dari resuksi dan
penyajian data, yang kemudian di verifikasi atau dicek secara berulang guna
mendapatkan hasil data yang valid.
Hasil dan pembahasan mengenai: (1) eksplorasi diksi dalam sastra lisan
basanan osing banyuwangi diperoleh hasil: (a) identifikasi kata kunci, (b) analisis
makna, (c) gaya bahasa, (d) struktur dan ritme, (e) fungsi sosial dan budaya. Dan (2)
eksistensinya pada generasi Z di era revolusi industri 4.0 yang memeperoleh hasil ; (a)
eksistensi pada generasi Z, (b) eksistensi basanan osing dalam sosial media, (c)
eksistensi basanan osing pada industri kaos kreative, (d) eksistensi basanan osing pada
seni musik.
Simpulan dalam penelitian ini merujuk pada pilihan kata dan ungkapan dalam
tradisi lisan ini kaya akan nilai budaya dan historis. Meski begitu, eksistensi sastra lisan
basanan Osing di kalangan Generasi Z di era Revolusi Industri 4.0 menghadapi
tantangan serius akibat dominasi media digital dan globalisasi. Generasi muda
cenderung lebih terpapar pada budaya populer global, yang mengakibatkan penurunan
penggunaan bahasa daerah. Namun, dengan adanya inisiatif digital seperti
dokumentasi daring dan konten media sosial yang mempromosikan kebudayaan Osing,
ada harapan bagi pelestarian dan perkembangan sastra lisan ini. Upaya kolaboratif
antara pemerintah, komunitas, dan generasi muda sangat penting untuk memastikan
kelangsungan warisan budaya ini di era modern | en_US |