dc.description.abstract | Sebagai lembaga pendidikan yang berlandaskan Ahlussunnah Waljamaah,
Pengasuh Pondok Pesantren Putra SMP-SMA Sabilurrosyad memilih kitab Bidayatul
Hidayah untuk membangun karakter santri. Usaha yang dilaksanakan oleh dewan
pengasuh ialah mewajibkan seluruh santri dan pendamping untuk mengaji dan
menerapkan intisari kitab tersebut. Pendamping kamar menjadi garda terdepan untuk
mengawal implementasi karakter Ahlussunnah Waljamaah santri di lingkungan
pesantren. Kegiatan pengajian tersebut tentu dilatarbelakangi oleh degradasi karakter
santri yang terjadi beberapa tahun sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) untuk mengkaji karakter Ahlussunnah
Waljamaa’ah dalam kitab Bidayatul Hidayah, 2) mengkaji implementasi pendidikan
karakter Ahlussunnah Waljamaa’ah dalam kitab Bidayatul Hidayah di Pondok
Pesantren Putra SMP-SMA Sabilurrosyad Malang, dan 3) mengkaji karakter
Ahlussunnah Waljamaa’ah santri setelah proses implementasi.
Penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis
penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penulis lantas menganalisis data yang diperoleh dengan
tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat nilai aswaja jika
disesuaikan dengan kitab Bidayatul Hidayah ialah sikap moderat atau tidak berlebihan
ialah tidak berlebihan dalam beribadah dan bermuamalah. Nilai seimbang atau tawazun
yaitu santri yang senantiasa mampu mengikuti dan mengatur kehidupan sehari-harinya
sesuai dengan tuntunan yang diajarkan dalam bab ibadah sehari-hari. Nilai adil atau
i’tidal sebagai sikap santri yang mentaati kebenaran atau mendahulukan kebenaran.
Nilai toleransi atau tasamuh ialah tuntunan untuk bersikap menghargai perbedaan dan
tidak pilih-memilih dalam berteman. Dalam usaha membangun karakter aswaja santri,
pendamping berusaha menguasai materi karakter aswaja dan pengetahuan terhadap
karakter santri. Mereka juga mengikuti pengajian kitab dengan pengasuh pesantren.
Pendamping pesantren selanjutnya mengajarkan secara langsung konsep karakter
aswaja dengan cara dan pemahaman masing-masing. Mayoritas santri telah memenuhi
standar karakter aswaja. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan beribadah mereka yang
tidak berlebihan. Pemenuhan kewajiban santri dalam kehidupan sehari-hari tidak
begitu mengalami masalah yang signifikan sehingga dapat dipastikan santri memiliki
kehidupan yang teratur. Sektor kedisiplinan telah meningkat secara signifikan terlebih
pasca pengajian kitab Bidayatul Hidayah. Toleransi dan sikap pertemanan antar santri
telah terjalin dengan baik terlebih jarang terjadinya peristiwa perundungan | en_US |