dc.description.abstract | Bahasa merupakan sebuah identitas diri bangsa dengan demikianlah
pembelajaran bahasa Indonesia adalah ruang penting yang harus dikembangkan
dan menumbuhkan kecintaannya kepada bahasa dan budaya yang sangat beragam.
Bukan hanya masyarakat Indonesia saja yang bisa belajar atau menguasai bahasa
Indonesia, namun penutur Asing juga bisa mempelajarinya. Bahasa Indonesia
adalah bahasa asing bagi pemelajar bahasa Indonesia dari penutur Asing yang
bukan penutur asli (BIPA). Proses komunikasi yang dilakukan oleh penutur
ataupun mitra tutur membutuhkan kemampuan berbahasa untuk mengetahui atau
memahami pesan dalam komunikasi. Tiap tuturan yang disampaikan oleh penutur
ataupun mitra tutur memiliki makna dan tujuan tertentu. Tujuan yang menyatakan
tindakan yang berhubungan dengan sebuah tuturan disebut dengan tindak tutur.
Pada sebuah komunikasi terdapat tiga tindakan, yaitu (1) Tindakan lokusi, (2)
Tindakan ilokusi, dan (3) Tindakan Perlokusi. Pada materi pembelajaran terdapat
pesan dalam proses komunikasi pembelajaran yang sering disebut sebagai inti
kegiatan pembelajaran. Hal ini, akan mengharapkan reaksi kepada pemelajar jika
terdapat pesan atau penyampaian materi yang tidak dipahami. Dengan keberadaan
hal tersebut, akan menyebabkan timbulnya sebuah ujaran direktif.
Keberhasilan dalam pembelajaran tergantung pada interaksi antara
pemelajar dan pengajarnya. Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan pada tindak
tutur direktif yang berupa jenis tindak tutur direktif, struktur tindak tutur direktif,
dan juga ragam tindak tutur direktif. Fenomena ini terjadi dalam pembelajaran
BIPA di program BIPA Universitas Islam Malang kelas Sakura 2024 yaitu
terdapat pengajar dan pemelajar BIPA yang mengandung tindak tutur direktif
yang terdiri dari (1) tindak tutur bertanya, (2) tindak tutur meminta, (3) tindak
tutur memohon, (4) tindak tutur mengajak, dan (5) tindak tutur perintah. Selain itu
juga terdapat ragam tindak tutur direktif berupa tindak tutur langsung dan tidak
langsung yang dihubungkan dengan tindak literal dan tindak tidak literal. Setelah
penemuan jenis tindak tutur direktif, struktur tindak tutur direktif, dan juga ragam
tindak tutur direktif peneliti menganalisis apa saja yang sering digunakan oleh
pemelajar BIPA asal Jepang dan penutur jati bahasa Indonesia. Hal ini, dapat
membandingkakan dan mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. | en_US |