Show simple item record

dc.contributor.authorNurhalimah, Icha
dc.date.accessioned2024-07-15T07:51:03Z
dc.date.available2024-07-15T07:51:03Z
dc.date.issued2024-05-15
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/9841
dc.description.abstractBahasa merupakan sebuah identitas diri bangsa dengan demikianlah pembelajaran bahasa Indonesia adalah ruang penting yang harus dikembangkan dan menumbuhkan kecintaannya kepada bahasa dan budaya yang sangat beragam. Bukan hanya masyarakat Indonesia saja yang bisa belajar atau menguasai bahasa Indonesia, namun penutur Asing juga bisa mempelajarinya. Bahasa Indonesia adalah bahasa asing bagi pemelajar bahasa Indonesia dari penutur Asing yang bukan penutur asli (BIPA). Proses komunikasi yang dilakukan oleh penutur ataupun mitra tutur membutuhkan kemampuan berbahasa untuk mengetahui atau memahami pesan dalam komunikasi. Tiap tuturan yang disampaikan oleh penutur ataupun mitra tutur memiliki makna dan tujuan tertentu. Tujuan yang menyatakan tindakan yang berhubungan dengan sebuah tuturan disebut dengan tindak tutur. Pada sebuah komunikasi terdapat tiga tindakan, yaitu (1) Tindakan lokusi, (2) Tindakan ilokusi, dan (3) Tindakan Perlokusi. Pada materi pembelajaran terdapat pesan dalam proses komunikasi pembelajaran yang sering disebut sebagai inti kegiatan pembelajaran. Hal ini, akan mengharapkan reaksi kepada pemelajar jika terdapat pesan atau penyampaian materi yang tidak dipahami. Dengan keberadaan hal tersebut, akan menyebabkan timbulnya sebuah ujaran direktif. Keberhasilan dalam pembelajaran tergantung pada interaksi antara pemelajar dan pengajarnya. Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan pada tindak tutur direktif yang berupa jenis tindak tutur direktif, struktur tindak tutur direktif, dan juga ragam tindak tutur direktif. Fenomena ini terjadi dalam pembelajaran BIPA di program BIPA Universitas Islam Malang kelas Sakura 2024 yaitu terdapat pengajar dan pemelajar BIPA yang mengandung tindak tutur direktif yang terdiri dari (1) tindak tutur bertanya, (2) tindak tutur meminta, (3) tindak tutur memohon, (4) tindak tutur mengajak, dan (5) tindak tutur perintah. Selain itu juga terdapat ragam tindak tutur direktif berupa tindak tutur langsung dan tidak langsung yang dihubungkan dengan tindak literal dan tindak tidak literal. Setelah penemuan jenis tindak tutur direktif, struktur tindak tutur direktif, dan juga ragam tindak tutur direktif peneliti menganalisis apa saja yang sering digunakan oleh pemelajar BIPA asal Jepang dan penutur jati bahasa Indonesia. Hal ini, dapat membandingkakan dan mengetahui mengapa hal tersebut terjadi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectTindak tutur direktifen_US
dc.subjectpembelajaran BIPAen_US
dc.titlePerbandingan Bentuk Tuturan Direktif oleh Pemelajar BIPA Asal Jepang dan Penutur Jati Asal Indonesia: Kajian Bahasa Antaraen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record