dc.description.abstract | Stunting telah menjadi isu prioritas nasional, dalam RPJMN 2020-2024
penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu major project dengan target
penurunan sebesar 14 persen pada tahun 2024. Kabupaten Pasuruan khususnya
Desa Wonojati pada tahun 2023 menjadi salah satu lokasi fokus (lokus) dalam
percepatan penurunan dan penanganan stunting dengan prevalensi stunting di Desa
Wonojati mencapai 37,77%. Hal ini jauh lebih tinggi dari standar WHO yakni 20%.
Tanggungjawab dalam penanganan dan pencegahan tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah pusat saja melainkan juga harus melibatkan banyak pihak mulai dari
pemerintah desa, puskesmas, bidan, kader hingga perusahaan sebagai pihak swasta
juga harus dilibatkan. Fokus penelitian ini yaitu implementasi program corporate
social responsibility (CSR) dalam pengentasan stunting di Desa Wonojati. Program
tersebut bernama Keboncandi bersih, sehat dan sejahtera (KBC BERSAHAJA)
dengan melihat implementasi, dampak serta hambatan yang dialami dalam
pelaksanaan program tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif menggunakan
analisis deskriptif dengan studi lapangan melalui proses observasi, wawancara,
FGD dan dokumentasi. Subyek penelitian ini terdiri dari CSR PT. Tirta Investama,
LPTP Surakarta, serta masyarakat Desa Wonojati. Teknik analisis yang digunakan
menggunakan metode POAC (Planning, Organazing, Actuating, Controling).
Hasil dari penelitian ini adalah: 1). Implementasi program KBC
BERSAHAJA di Desa Wonojati dilakukan dengan menjalankan teknik POAC yang
terdiri dari perencanaan, pengoranisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Kegiatan
pelaksanaan ada 3 yakni workshop, pemberian stimulan dan pembuatan kebun gizi
2). Dampak dari program KBC BERSAHAJA bagi perusahaan adalah
terbangunnya citra positif perusahaan sementara bagi masyarakat adalah
tumbuhnya pemahaman dan meningatnya kapasitas sumber daya, ikut
berkontribusi dalam penurunan angka stunting menjadi 14,68% pada tahun 2023;
3). Hambatan dalam pelaksanaan program KBC BERSAHAJA adalah biaya,waktu
dan kapasitas fasilitator yang termasuk hambatan internal, dan ekternal meliputi
dukungan masyarakat, kapasitas sumber daya manusia dan budaya yang ada di
masyarakata. Dengan adanya program ini diharapkan akan terus ada pendampingan
secara intensif dan berkelanjutan. | en_US |