Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/394
Title: Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Jeruk Keprok (Study Kasus: Di Bedengan, Desa Selorejo, Kec. Dau, Kab. Malang)
Authors: Pratami, Ajeng Maulidia
Keywords: Bauran Pemasaran
Penjualan Jeruk Keprok
Issue Date: 21-Jul-2020
Publisher: Universitas Islam Malang
Abstract: Pembangunan pertanian di Indonesia memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat terutama untuk usaha pertanian yang meliputi pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan serta perikanan. Pembangunan pertanian bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan manusia terutama para petani, baik secara perorangan, atau dalam masyarakat pada umumnya (Mardikanto, 1993). Berdasarkan data BPS Nasional, peran sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2017 yaitu sebesar 9,9% dengan kontribusi holtikultura terhadap PDB nya sebesar 1,4%. Peluang Holtikultura di Indonesia sangat berpotensi karena dilindungi oleh hukum/regulasi, ketersediaan lahan pertanian, tingkat fasilitas dan infrastruktur, teknologi yang memadai, keanekaragaman hayati, iklim yang mendukung, dan adanya ketersediaan pasar dalam peningkatan pendapatan. Holtikultura terbagi dalam empat komoditas kelompok besar, diantaranya sayuran, biofarmaka, buah-buahan, dan florikultura (tanaman hias). Jenis buahbuahan memiliki prospek yang tinggi untuk dikembangkan, terutama di Indonesia karena selain meningkatkan pendapatan, buah juga mengandung banyak vitamin, karbohidrat, air, dan mineral alami yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memperkuat sistem imunitasnya. Contohnya seperti Buah Jeruk yang kaya akan vitamin C nya. Menurut data BPS Nasional tahun 2018, produksi buah jeruk memiliki kontribusi penjualan terbesar di 3 provinsi yaitu, Jawa Timur dengan peringkat pertama memproduksi jeruk sebanyak 918.680 ton, sedangkan di urutan kedua adalah provinsi Sumatera Utara yang memproduksi jeruk sebanyak 409.683 ton, sedangkan peringkat ketiga diraih oleh provinsi Bali yang memproduksi jeruk sebanyak 224.672 ton. Tingginya hasil produksi jeruk keprok dari 3 provinsi tersebut dikarenakan dukungan kondisi tanah yang subur, iklim, cuaca, dan berada pada dataran tinggi yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman jeruk keprok. Jeruk Keprok termasuk salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dibudidayakan di Jawa Timur. Menurut data BPS Nasional tahun 2018 luas panen jeruk keprok mencapai 3.701.112 m2 dengan banyaknya jumlh produksi jeruk keprok sebesar 918.680 ton per tahun (data BPS Nasional tahun 2018). Tujuan penelitian ini antara lain : 1) Mengidentifikasi bauran pemasaran jeruk keprok di Bedengan, Dau, Desa Selorejo. 2) Menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan jeruk keprok di Bedengan, Dau, Desa Selorejo. Penelitian ini dilakukan di Bedengan,Desa Selorejo, Kec. Dau, Kab. Malang. Metode penelitian ini secara purposive (studi kasus) dan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer. Analisis data pengaruh penjualan menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Jeruk Keprok di Bedengan, Selorejo, Kec. Dau, Kab. viii Malang” menghasilkan : 1) Produk di Desa Selorejo dalam segi warna, kesempurnaan bentuk, keragaman bentuk, keragaman warna, dan rasa sudah baik 2) Harga di Desa Selorejo berubah sesuai tingkat demand dan turun/ naiknya inflasi, ada pembagian harga menurut ukuran yaitu B1, B2, B3. 3) Tempat/ Distribusi petani yang memiliki dan menyediakan lahan petik jeruk sendiri memiliki outlet sendiri, beberapa petani pun sudah memiliki reseller 4) Promosi jeruk keprok di Bedengan, Desa Selorejo memiliki banner sebagai promosi dalam identitas produk, namun petani masih belum mengetahui penjualan secara online 5) SDM petani di Bedengan, Selorejo kebanyakan memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik yaitu rata-rata pada tingkat SMA/Sederajat. 6) Proses jeruk keprok di Bedengan, Selorejo menggunakan penanaman fase vegetative dimana, ini lebih efisien dan efektif baik kualitas dan kuantitas dibandingkan fase generative. 7) bukti fisik petani jerukkeprok di Selorejo adalah penyediaan sample sample bibit bagi konsumen petikjeruk. Sedangkan menurut analisis regresi berganda, menghasilkan pengaruh yang signifikan pada keseluruhan variabel marketing mix 7P dimana produk didapat hasil 0,000, variabe harga sebesar 0,013, variabel tempat/distribusi 0,042, variabel promosi 0,008, variabel SDM didapatkan 0,000 dan variabel bukti fisik didapatkan 0,000 .Yang artinya semua hasil sig regresi berganda < dari 0,05= berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan jeruk keprok di Bedengan, Selorejo. Dan bernilai positif yang artinya keseluruhan variabel harus dinaikkan agar terjadi peningkatan dalam penjualan jeruk keprok di Bedengan, Desa Selorejo, Kec. Dau, Kab. Malang. Saran yang dapat diberikan antara lain : 1). Keseluruhan dari variabel marketing mix 7p bernilai positif yang artinya, variabel harus dinaikkan agar terjadninya peningkatan dalam penjualan. 2) Memperbaiki marketing mix di Bedengan, Selorejo melalui prioritas sector pada variabel produk, harga, tempat/distribusi, promosi, SDM, Proses, Bukti Fisik dengan mempertimbangkan aspek – aspek yang diperlukan dalam melakukan pembenahan yang jauh lebih baik agar berdampak baik pada sektor agribisnis. 3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan yang ada yaitu terkait marketing Mix 9P untuk meningkatkan implementasi
URI: http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/394
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
S1_FP_ 21601032102_AJENG MAULIDDIA PRATAMI_SKRIPSI 5.pdf1.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.