Pengaruh Beban Kerja Tenaga Kesehatan Terhadap Stres dan Ketahanan Kerja di RSUD Ngimbang Lamongan
Abstract
Mahajca Lailyytus Shofwa. Fakultas Kedokteran , Universitas Islam Malang, 2024. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres dan Ketahanan Kerja Pada Tenaga Kesehatan Di RSUD Ngimbang Lamongan.
Pembimbing 1: dr. Yeni Amalia,Sp.A,M.Biomed Pembimbing 2: dr. Tri Wahyu Sarwiyata,M.Kes
Pendahuluan: Pelayanan kesehatan merupakan penyedia jasa yang mengutamakan dan berperan krusial dalam bidang kesehatan. Rumah sakit adalah layanan jasa yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, ruang intensif, dan kegawatdaruratan. Mutu layanan rumah sakit harus menonjolkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan. Oleh sebab itu tenaga kesehatan menjadi pekerjaan yang sangat mulia dalam meningkatkan angka kesehatan. Banyaknya tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan akan menjadikan hal tersebut sebagai beban kerja.Tenaga kesehatan rumah sakit cenderung dituntut dengan pekerjaan yang banyak sehingga rawan mengalami stres. Apabila stresor-stresor yang didapat menumpuk mengakibatkan tenaga kesehatan berada dalam keadaan stres. Beratnya beban kerja dan proses adaptasi yang lambat dapat menyebabkan rendahnya ketahanan kerja yang akan berpengaruh pada konsentrasi dan produktivitas kerja tenaga kesehatan. Ketahanan kerja merupakan karakteristik kepribadian yang berkomitmen, respon positif terhadap tantangan, dan control diri yang kuat. Studi ini berfungsi guna melihat adanya pengaruh beban kerja tenaga kesehatan terhadap stres dan ketahanan kerja pada di RSUD Ngimbang Lamongan.
Metode: studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain observasional analitik dan pendekatan cross sectional pada tenaga kesehatan dengan kerja minimal 1 tahun di RSUD Ngimbang. Pengukuran beban kerja menggunakan kuesioner The National Aeronautica and Space Administration Taks Load Index (NASA-TLX), pengukuran stres menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42), dan pengukuran ketahanan kerja menggunakan tes kreapplin. Data dianalisa dengan korelasi Rank Spearman dan nilai p value <0,05 dianggap signifikan.
Hasil: Intensitas beban kerja dengan kategori sedang pada unit kegawatdaruratan 32 responden (28,6%) dan unit non kegawatdaruratan 63 responden (56,3%), Intensitas stres dengan kategori normal pada unit kegawatdaruratan 29 responden (25,9%) dan unit non kegawatdaruratan 54 responden (48,2%), Intensitas ketahanan kerja dengan kategori baik pada unit kegawatdaruratan 28 responden (25,0%) dan unit non kegawatdaruratan 53 responden (47,3%). Beban kerja berhubungan sedang dengan stres r=0,481 (p=0,000) dan beban kerja berhubungan lemah dengan ketahanan kerja r=-0,272 (p=0,004). Hal ini menunjukan semakin tinggi beban kerja maka akan meningkatkan stres dan penurunan ketahanan kerja.
Simpulan: Terdapat hubungan beban kerja yang signifikan dengan tingat korelasi sedang dan arah positif terhadap peningkatan stres. Terdapat hubungan beban kerja yang signifikan dengan tingkat korelasi lemah dan arah negatif terhadap penurunan ketahanan kerja pada tenaga Kesehatan di RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Kata Kunci: beban kerja, stres, ketahanan kerja, tenaga kesehatan