dc.description.abstract | Era pembelajran daring yang terjadi secara tiba-tiba membuat banyak kalangan menjadi merasa terbebani. Mulai dari guru, peserta didik bahkan orang tua peserta didik yang terlibat. Pembelajaran yang seharusnya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung diganti dengan bertatap muka hanya lewat gawai yang terhubung dengan internet. Bagaimanapun keadaannya, proses belajar mengajar harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Guru dituntut untuk lebih inovasi dalam menyiapkan materi pembelajaran, harus lebih aktif agar peserta didik tidak cepat bosan ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Kendala yang terjadi pada proses pembelajaran daring ini mengalami perbedaan di setiap tempatnya. Kendala-kendala yang terjadi tersebut menyebabkan perasaan stres pada guru. Faktor-faktor yang menyebabkan stres pada guru antara lain kurangnya guru dalam mengatur waktu, bahkan ketika sudah mengatur waktu ada beberapa yang terhambat dengan waktu yang terbatas. Menyiapkan pembelajaran yang berinovasi agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan senang. Kondisi peserta didik yang berbeda setiap individu dan sarana prasarana yang kurang memadai dalam mendukung proses belajar mengajar. Adanya faktor-faktor yang menyebabkan stres pada guru, maka harus ada mekanisme coping stress yang dilakukan oleh guru agar tidak merasakan stress yang berkelanjutan. Coping stress merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengatasi masalah atau tuntutan yang sedang terjadi pada seseorang tersebut. Mekanisme coping stress yang dapat dilakukan adalah dengan cara penanggulangan yang befokus pada emosi dan penganggulangan yang berfokus pada masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coping stress yang dilakukan oleh guru. Metode yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek peneliti guru bahasa Indonesia kelas IX di SMPN 1 Pronojiwo. Setelah data terkumpul hasil dan pembahasan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu mencari sumber informasi dari subjek peneliti dengan mengirimkan angket pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan tingkatan stress yang dialami oleh guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 Pronojiwo berada pada tingkatan sedang dengan skor 19 dan 20. Stres yang dialami oleh guru Bahasa Indonesia berasal dari cara menangani beberapa anak yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda pada saat pembelajaran daring berlangsung. Proses coping stress yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia kelas IX apabila merasakan kendala dalam mengajar, muncul bebrapa perasaan bahwa akan mengalami stress. Responden akan menggunakan coping stress berupa problem focused coping yang paling banyak digunakan adalah seeking social support dan planfull problem solving. Sedangkan untuk emotion focused coping, paling banyak menggunakan accepting responbility dan self control.
Saran bagi peneliti agar bisa dijadikan acuan dan penambahan untuk peneliti selanjutnya. Bagi guru Bahasa Indonesia untuk lebih tanggap dalam mengontrol emosi yang dimiliki agar tidak memberikan dampak buruk bagi anak di masa depan nanti. Bagi pembaca agar dimanfaatkan sebagai pengayaan tentang coping stress yang dialami oleh guru ketika pembelajaran daring.
Kata Kunci: Coping Stress, Pembelajaran Daring, Faktor-Faktor Penyebab Stres, Mekanisme Coping Stress | en_US |