dc.description.abstract | Kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila kata atau frasa tersebut memiliki referen atau acuanya berganti-ganti tergantung pada siapa yang berbicara, waktu, dan tempat sebuah ujaran berlangsung. Acuan yang dimaksud di sini seperti mengacu pada orang(persona), tempat, waktu, maupun rujukan status sosial. Deiksis merupakan salah satu bagian ilmu pragmatik yang membahas tentang konteks yang ada dalam sebuah kalimat. Makna tersebut berubah bila konteksnya berubah. Penggunaan deiksis dalam interaksi pembelajaran sangat sering digunakan oleh guru dan siswa. beberapa deiksis akan diteliti oleh peneliti dalam interaksi pembelajaran pada siswa Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD) di sekolah Alam Sanhikmah Malang.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis yang terkandung dalam komunikasi atau interaksi pembelajaran pada siswa Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD) di sekolah Alam Sanhikmah Malang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dipilih karena dalam penelitian ini berusaha menggungkap fakta dalam suasana yang berlangsung alamiah, bukan dalam kondisi terkendali atau laboratorium dari suatu kasusu yang diamati. Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Tekni analissi data yang digunakan oleh peneliti yaitu penggunaan langkah-langkah mendeskripsikan data,mengidentifikasi data,pengkodean, mengklarifikasi, dan penyimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya beberapa macam bentuk pengguanaan deiksis. Jenis-jenis deiksis yang terkandung dalam interaksi pembelajaran pada siswa Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD) di sekolah Alam Sanhikmah Malang meliputi: Dalam penelitian ini ditemukan empat jenis deiksis yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu deiksis persona, deiksis sosial, deiksis tempat, dan deiksis waktu. Selain jenis-jenis deiksis tersebut, diperoleh juga fungsi deiksis seperti fungsi referensial, emotif, konatif, fatis, serta metalingual.
Jenis deiksis berikut disatukan menggunakan fungsi deiksis yang membagikan bahwa: 1) ditemukan deiksis persona sebelas data yang mengandung empat fungsi deiksis, yakni fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, serta fungsi fatis, 2) ditemukan data empat deiksis sosial dyang mengandung tiga fungsi deiksis, yakni fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, 3) ditemukan tujuh data deiksis tempat yang mengandung satu fungsi deiksis, yakni fungsi referensial, 4) ditemukan enaam deiksis waktu yang mengandung tiga fungsi deiksis, yakni fungsi referensial, fungsi fatis, dan fungsi metalingual. Sedangkan deiksis wacana dan fungsi puistis tidak digunakan oleh siswa autisme Attention Defitic Hyperaktivity Disorder (ADHD) dalam berkomunikasi.
Dengan adanya penemuan deiksis dalam interaksi pembelajaran pada siswa autisme Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD). Mengidentifikasi bahwa begitu pentingnya pengguanan deiksis pada setiap komunikasi untuk memudahkan serta memahami kata atau kalimat yang di ujarkan oleh siswa autisme Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD) sehingga akan memudahkan guru dalam memaknai tuturan siswa tersebut. Hal itu tentunya bisa mengandung aspek nilai positif bagi peneliti, guru pendamping, serta pembaca. Penelitian ini deiharapkan bisa dijadikan sebagai alternatif sumber pembelajaran yang berkaitan dengan bidang bahasa, serta sebagai sarana rujukan bahan penelitian mengenai deiksis dalam interaksi pembelajaran pada siswa autisme Attention Defitic Hyperaktivity Disoreder (ADHD).
Kata Kunci : Deiksis, Interaksi pembelajaran, Siswa ADHD | en_US |