Sebaran Bakteri dan Profil Resistensi Antibiotik Escherichia coli pada Saluran Pembuangan Air di Salah Satu Rumah Sakit Tipe C Malang
Abstract
Lutfan Achmad Wahyudi. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, Agustus 2024. Sebaran Bakteri dan Profil Resistensi Antibiotik Escherichia coli pada Saluran Pembuangan Air di Salah Satu Rumah Sakit Tipe C Malang. Pembimbing 1: dr. H. R. Muhammad Hardadi Airlangga, Sp. PD, Pembimbing 2: dr. Citra Destya Rahma Putri, Sp. MK.
Pendahuluan: Infeksi nosokomial merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, menurut WHO, sekitar 15% pasien rumah sakit terjangkit penyakit nosokomial. Di antara patogen nosokomial, Escherichia coli menjadi perhatian khusus karena prevalensinya di lingkungan rumah sakit dan resistensinya terhadap berbagai antibiotik. Resistensi ini, sebagian besar disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang berkelanjutan. Meskipun ada regulasi seperti Peraturan Menteri Kesehatan nomor 40 tahun 2022 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 yang mengatur pengelolaan limbah rumah sakit, risiko penyebaran bakteri resisten ke lingkungan tetap ada. Bakteri patogen yang lolos dari proses pengolahan limbah berpotensi mentransfer gen resistensi ke bakteri oportunistik di lingkungan, menciptakan ancaman kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa sebaran profil bakteri dan profil resistensi Escherichia coli dalam limbah air rumah sakit.
Metode: Penelitian ini termasuk pada jenis studi eksperimental laboratorium dengan desain penelitian in vitro. Penelitian dilakukan dengan melakukan kultur bakteri yang berasal dari sampel air dan dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik melalui metode Kirby-Bauer. Sampel yang digunakan yaitu air yang berasal dari saluran pembuangan sebelum dan sesudah memasuki pengolahan limbah di rumah sakit tipe C di Malang.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pola resistensi yang beragam pada koloni Escherichia coli pada sampel limbah air rumah sakit. Pada sampel pre-IPAL, semua koloni sensitif terhadap Meropenem. Ampicilin menunjukkan tingkat resistensi tertinggi (35%), diikuti oleh Ciprofloxacin (47% intermediate) dan Gentamicin (94% sensitif). Pada sampel post-IPAL, terjadi perubahan pola resistensi. Meropenem mengalami penurunan sensitivitas (76% sensitif, 24% intermediate), sementara resistensi terhadap Ampicilin meningkat menjadi 65%. Bakeri Escherichia coli yang diisolasi dari kedua jenis sampel tersebut menunjukkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap Ampicilin, Gentamicin, Meropenem, Ciprofloxacin.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan resistensi antibiotik pada Escherichia coli dalam limbah air rumah sakit merupakan masalah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Keberadaan mikropolutan dan karbon dalam limbah, serta tingginya kadar antibiotik, memicu respons adaptif bakteri melalui aktivasi mekanisme stres. Ketidakefektifan sistem pengolahan air limbah (IPAL) dalam mengeliminasi senyawa-senyawa tertentu dapat memperparah masalah resistensi.
Kata Kunci: Limbah air rumah sakit; Escherichia coli; tingkat resistensi antibiotik