Perkawinan Beda Kultur dan Korelasinya terhadap Tingkat Perceraian pada Kasus-Kasus Pernikahan di KUA Buay Madang
Abstract
Dalam perkawinan yang melibatkan dua budaya yang berbeda, budaya dan kebangsaan yang berbeda, perbedaan ini dapat mengakibatkan tantangan tersendiri bagi pasangan. Ketidakcocokan dapat muncul dalam hal kebiasaan, sikap, perilaku dominan, serta campur tangan keluarga. Hal ini dapat menjadi sumber masalah atau konflik dalam kehidupan perkawinan.
Hasil dari pengamatan awal yang dilakukan peneliti di Kantor Urusan Agama Buay Madang, penulis memperoleh informasi dari pasangan suami istri beda budaya yang menjadi fokus penelitian ini. Pihak KUA menceritakan ketika melakukan penyuluhan terdapat pasangan dengan beda budaya seringkali mengalami pertengkaran yang disebabkan oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi serta perbedaan karakter masing-masing pasangan.
Pasangan dengan latar belakang berbeda suku dan beda budaya menghadapi kesulitan menerima diri sepenuhnya baik dari pasangan maupun keluarga besar mereka. Berdasarkan latar belakang ini, penulis menggunakan dasar untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang masalah ini serta upaya penyesuaian dalam perkawinan lintas budaya. Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis problematika yang dihadapi beberapa pasangan menikah beda kultur di Kecamatan Buay Madang, 2. Untuk mengetahui korelasi pernikahan beda budaya dengan tingkat perceraian di KUA Buay Madang, dan 3. Untuk mengetahui strategi pasangan beda kultur dalam mewujudkan keluarga harmonis.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana data dikumpulkan dalam bentuk narasi, deskripsi, atau gambaran, bukan dalam bentuk angka atau statistik. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan induktif dalam menganalisis proses dan makna berdasarkan perspektif subjek yang diteliti. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta metode deskriptif analitik sebagai metode analisi datanya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa 1. Problematika Pasangan Beda Kultur Di Kecamatan Buay Madang adalah Istri (Komering) intonasi berbicara lebih tinggi seperti membentak, kurang empati, terbuka , pola asuh anak bebas dan Suami (Jawa) dengan intonasi rendah, berempati., tertutup dengan pola asuh anak lebih ketat. 2. Korelasi Pernikahan Beda Budaya Terhadap Tingkat Perceraian di KUA Buay Madang adalah rendah yaitu 10% dikarenakan suami (Komering ) melakukan budaya sabung ayam dengan berjudi berdampak pada perekonomian yang menimbulkan KDRT yang berujung perceraian. 3. Strategi pasangan beda kultur di Kecamatan Buay Madang dalam mewujudkan keluarga harmonis adalah dengan mengenalkan kebudayaan dan menjaga efektivitas komunikasi dengan seringkali berdiskusi dan saling tukar mempelajari bahasa daerah masing-masing, supaya tidak terjadi kesalahpahaman diantara keduanya dan ketika bertemu dengan keluarga besar dari kedua belah pihak.
Kata Kunci: Perkawinan Beda Kultur, Perceraian, Kantor Urusan Agama