Pengaruh Latihan Mata Sehat Leher Kuat pada Gejala Computer Vision Syndrome Mahasiswa FK Unisma
Abstract
M Ridho Subekti, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang, Oktober 2024 Pengaruh Latihan Mata Sehat Leher Kuat Pada Gejala Computer Vision Syndrome Mahasiswa FK UNISMA. Pembimbing I : dr. Ariani Ratri Dewi, Sp.M, Pembimbing II : dr Anggi Gilang Yudiansyah, MMRS
Pendahuluan : Computer Vision Syndrome (CVS) adalah sekelompok masalah penglihatan dan muskuloskeletal yang timbul akibat penggunaan gawai secara berkepanjangan. Gejala meliputi mata kering, penglihatan kabur, nyeri mata, serta nyeri pada leher dan bahu. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas latihan 'Mata Sehat Leher Kuat' (MASLEKU) dalam mengurangi gejala CVS pada mahasiswa kedokteran dengan mengukur skor Computer Vision Syndrome Questionnaire (CVS-Q) dan Neck Disability Index (NDI).
Metode Penelitian : Menggunakan desain studi observasional deskriptif analitik eksperimental dengan pendekatan cross-sectional, penelitian melibatkan 100 mahasiswa tingkat tiga Program Studi Pendidikan Dokter UNISMA berusia 19-23 tahun. Responden dibagi menjadi kelompok CVS (50 orang) dan non-CVS (50 orang), kemudian masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi subkelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan melakukan latihan MASLEKU selama 14 hari, yang terdiri dari kombinasi gerakan mata (seperti melirik ke berbagai arah) dan gerakan muskuloskeletal (seperti meregangkan leher dan bahu).
Hasil dan Pembahasan: Penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada skor CVS-Q antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah intervensi MASLEKU (p=0,0002). Kelompok perlakuan mengalami penurunan skor CVS-Q dari 9,72 ± 2,07 menjadi 6,6 ± 3,9, sedangkan kelompok kontrol dari 6,4 ± 0,64 menjadi 3,44 ± 2,32. Untuk skor NDI, juga terdapat perbedaan signifikan setelah intervensi (p=0,0001), dengan kelompok perlakuan menunjukkan penurunan dari 4,76 ± 5,1 menjadi 2,24 ± 3,02, sementara kelompok kontrol dari 2,6 ± 2,38 menjadi 1,64 ± 2,12.Analisis aktivitas olahraga responden mengungkapkan bahwa 52% penderita CVS yang mendapat perlakuan MASLEKU tidak melakukan olahraga rutin dalam sebulan terakhir. Sebaliknya, pada kelompok non-CVS yang mendapat perlakuan MASLEKU, 40% responden rutin melakukan olahraga aerobik, menunjukkan kemungkinan hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko CVS. Meski hasil menunjukkan efektivitas MASLEKU dalam menurunkan gejala CVS, kelompok kontrol juga menunjukkan penurunan skor yang signifikan, mengindikasikan kemungkinan adanya faktor lain yang mempengaruhi hasil. Keterbatasan penelitian meliputi rentang usia responden yang sempit, tantangan dalam monitoring kepatuhan, dan variabel eksternal seperti durasi penggunaan gawai dan kondisi ergonomis yang sulit dikontrol. Latihan MASLEKU bekerja melalui mekanisme peningkatan aliran darah ke daerah mata dan leher, yang membantu mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki perfusi jaringan. Gerakan mata membantu melatih otot-otot ekstraokular, sementara gerakan leher dan bahu membantu melepaskan ketegangan pada otot trapezius dan otot-otot servikal lainnya.
Simpulan : Latihan MASLEKU efektif menurunkan gejala CVS dan memperbaiki NDI pada mahasiswa penderita CVS. Namun, diperlukan penelitian lanjutan dengan desain yang lebih ketat untuk memastikan efektivitas spesifik MASLEKU dan mengontrol faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil. Penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan intervensi non-farmakologis dalam penanganan CVS di kalangan mahasiswa.
Kata Kunci : Computer Vision Syndrome, MASLEKU, CVS – Q , NDI