Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Seven Tools dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Abstract
PT XY merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi beton pracetak. Salah satu yang dihasilkan PT XY adalah berupa tiang listrik, namun sering kali produk yang dihasilkan memliki cacat. Hal tersebut dapat merugikan pihak perusahaan karena mempengaruhi kualitas produk, sistem manajemen, dan biaya produksi. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan analisa menggunakan metode Seven tools untuk mengetahui akar penyebab permasalahan terhadap produk yang cacat, kemudian metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi kegagalan potensial pada produk, mempertimbangkan resiko kegagalan, mengidentifikasi kegagalan, serta menyarankan tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah prioritas. Setelah dilakukan penelitian diperoleh kecacatan tertinggi yaitu sirip keropos sebanyak 387 unit dengan persentase 53,53% ,lengket kulit sebanyak 286 unit dengan persentase 39,56%, dan burik sebanyak 50 unit dengan presentase 6,92%. Penyebab kecacatan disebabkan oleh faktor metode, material, manusia, dan mesin/alat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi pada kecacatan sirip keropos sebesar 192 dengan penyebab cetakan tidak presisi dari faktor mesin atau alat. Pengendalian permasalahan tersebut adalah melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara berkala terhadap cetakan. Pada kecacatan lengket kulit nilai RPN sebesar 210 dengan penyebab kualitas minyak kurang bagus dari faktor material. Pengendalian permasalahan tersebut yaitu dengan mengganti minyak dengan tipe oil base. Pada kecacatan burik didapatkan nilai RPN sebesar 144 dengan penyebab adukan cor slump rendah. Pengendalian permaslahan tersebut adalah memberi panduan pencampuran bahan baku sesuai standar yang ditentukan.
Kata kunci: Tiang listrik, Seventools, FMEA, RPN