Studi Evaluasi Ketersediaan Air dan Konservasi di Waduk Jotosanur Kabupaten Lamongan
Abstract
Air banyak dikelola sebagai kebutuhan air minum serta banyak lagi dikelola untuk manfaat kehidupan lainnya. Pengelolaan air yang kurang baik dapat menjadikan bencana bagi seluruh mahkluk hidup. Oleh sebab itu, diperlukan pelestarian air, pelestarian air termasuk langkah untuk menjaga fungsi air sesuai kondisi alami. Mengelola air harus tepat dan baik agar dapat digunakan secara terus – menerus serta dapat memenuhi siklus hidrologi semestinya. Selain itu, upaya pelestarian lain juga dapat dilakukan dengan konservasi. Konservasi pada waduk adalah upaya untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah serta mengurangi limpasan permukaan tanah Permasalahan yang sangat kompleks saat ini adalah ketersediaan air dan defisit air. Defisit adalah kondisi ketika curah hujan lebih kecil daripada evapotranspirasi sehingga air pada suatu lahan menjadi mengering. Defisit air dapat dihitung dengan data meteorologi seperti : curah hujan, ketersediaan air dan evapotranspirasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode mock. Hasil dari penelitian ini adalah ketersediaan air dibatasi karena jumlah manusia lebih banyak dari kebutuhan. Besar debit andalan tahun 2023 adalah 286.764.441,7395 (L/jiwa/Hari). Sementara itu, jumlah ketersediaan airnya adalah 134.889.167,441 (mm/hari) maka total keseimbangan airnya adalah 134.612.402.969,6 L/hari. Maka dari itu, diperlukan konservasi lahan seperti penanaman pohon bambu ater dan pembuatan boozem dan untuk besar biaya konservasi dengan metode mekanik adalah Rp.156.150.000
Kata kunci: air, boozem, defisit, ketersediaan, keseimbangan, konservasi