dc.description.abstract | Melihat figur pemimpin bangsa Indonesia ini sangatlah miris. Banyak
pemimpin yang tidak memperhatikan kondisi masyarakat secara menyeluruh.
Mereka seperti bersikap acuh tak acuh dengan situasi yang mengkhatirkan
masyarakat.Tanggungjawab atas kepemimpinan mereka terhadap masyarakat
perlu dipertanyakan. Seorang pemimpin harus mempunyai karakter
kepemimpinan yang dapat mengayomi masyarakat dan dapat mempengaruhi
untuk mengikuti apa yang diinginkan. Karakter ini dapat dibentuk dari sejak dini
sebagai pembiasaan untuk memimpin dirinya sendiri, kemudian dapat memimpin
orang lain. Berdasarkan observasi peneliti di MTs Raudlatul Ulum, terdapat
beberapa siswa yang kurang percaya diri, tidak bertanggungjawab dengan
perintah guru, tidak berperilaku sopan, kurang perhatian sesama teman dan acuh
tak acuh dengan lingkungan. Sikap siswa dengan teman sejawatnya tidak
menunjukkan interaksi sosial yang harmonis sehingga tidak terdapat sikap sosial
yang baik. Ada beberapa siswa yang tidak semangat ikut kegiatan termasuk
kegiatan tahlilan dan ada siswa yang ditunjuk memimpin tahlil, ia tidak
melaksanakan perintah guru. Hal ini menunjukkan kurangnya karakter
kepemimpinan siswa terutama tidak bisa bertanggungjawab.
Dari latar belakang penelitian diatas, maka peneliti merumuskan masalah
yakni tentang implementasi budaya tahlilan di MTs Raudlatul Ulum, bagaimana
membentuk karakter kepemimpinan siswa melalui budaya tahlilan dan nilai-nilai
positif dan kelemahan dari budaya tahlilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan implementasi budaya tahlilan MTs Raudlatul Ulum,
pembentukan karakter kepemimpinan siswa dan nilai-nilai positif dan kelemahan
dari budaya tahlilan.Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian dilakukaan
dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian fenemenologi.
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi,
yaitu pengamatan yang merupakan aktivitas penelitian fenomena yang dilakukan
secara sistematis, metode wawancara yang merupakan metode pengumpulan data
dengan menggunakan jalan tanya jawab secara lisan dengan sumber penelitian
dan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan-catatan, transkip, buku, laporan-laporan dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, implementasi budaya tahlilan di MTs Raudlatul
Ulum dilakukan secara bersama setiap hari jum’at di aula Madrasah. Biasanya
tahlilan diawali dengan bertawasul kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW untuk mendo’akan ahli kubur disambungan dengan beberapa surat-surat
pendek seperti surat al-ikhlas, al-falaq, an-nas juga dilanjukan dengan sholawat,
istighfar dan tasbih dan diakhiri dengan do’a.Dan berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil penelitian bahwa pembentukan karakter kepemimpinan siswa dapat
dibentuk, dididik melalui pendidikan, lingkungan yang mendukung dan metode
pembiasaan. Dengan diadakan budaya tahlilan setiap hari jum’at maka akan
menjadi kebiasaan bagi siswa. Dan dengan dilakukan secara berjamaah akan
mempengaruhi jiwa sosial siswa yang saling mempengaruhi serta siswa yang
memimpin tahlil dapat bertanggungjawab dengan tugasnya.
Nilai-nilai positif dari tahlilan salah satunya adalah meningkatkan
keimanan siswa dengan melafadzkan kalimat-kalimat thayyibah yang ada didalam
bacaan tahlil. Ada beberapa siswa yang terlihat khusyu’ ketika melakukan budaya
tahlillan dan ada pula yang hanya diam karna tidak paham apa yang dilafadzkan
karena ada siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Kelemahan dari budaya
tahlilan adalah hukumnya masih khilafiyah (perbedaan pendapat) sehingga dapat
menggoyahkan pemikiran siswa jika ia tidak mengetahui dasar hukum yang
digunakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu
tentang bagaimana langkah kedepan dari MTs Raudlatul Ulum untuk dapat
mengembangkan amaliyah-amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah dan dapat
mencetak karakter siswa dengan jiwa kepemimpinan yang bagus serta dapat
melakukan inovasi baru agar bisa maju mencapai MTs Raudlatul Ulum yang lebih
baik dan lebih unggul. | en_US |