Pengaruh Polaritas Pelarut Pada Ekstrak Rumput Laut Merah (Gracilaria verrucosa Sp) Terhadap Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro Melalui Denaturasi Bovine Serum Albumin (BSA)
Abstract
Firdaus, Savira. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, 29 Februari 2024. Pengaruh Polaritas Pelarut Pada Ekstrak Rumput Laut Merah (Gracilaria verrucosa Sp) Terhadap Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro Melalui Denaturasi Bovine Serum Albumin (BSA). Pembimbing 1: Muhammad Zainul Fadli. Pembimbing 2: Yoni Rina Bintari.
Pendahuluan : Inflamasi merupakan respon imunitas terhadap rangsangan berbahaya yang berasal dari patogen, sel yang mengalami kerusakan karena rangsangan fisika dan kimia. Penatalaksanaan inflamasi dengan diberikan obat antiinflamasi nonsteroid dan obat antiinflamasi steroid yang memiliki efek samping pada lambung, ginjal, dan kardiovaskular. Untuk itu perlu dilakukan pencarian alternatif antiinflamasi dari bahan alam, G verrucosa merupakan alga yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Penelitian untuk membuktikan adanya efek antiinflamasi ekstrak G verrucosa dengan menggunakan uji denaturasi protein.
Metode : Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorium, ekstrak metode maserasi menggunakan variasi pelarut yaitu etanol, etil asetat, dan kloroform. Uji antiinflamasi dilakukan dengan pemanasan Bovine Serum Albumin (BSA) dengan pembagian kelompok uji ekstrak konsentrasi 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm, dan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Data hasil pengukuran dianalisis dengan uji One Way ANOVA dan uji LSD dengan taraf signifikan(p<0,05).
Hasil : Penghitungan rendemen didapatkan hasil tertinggi pada ekstrak etanol sebesar 31,6%. Uji skrining fitokimia membuktikan bahwa G verrucosa menggunakan pelarut etanol mengandung flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, ekstrak pelarut etila asetat mengandung flavonoid dan terpenoid, dan pelarut kloroform mengandung flavonoid dan alkaloid. Berdasarkan perhitungan nilai IC50 ekstrak etanol memiliki nilai tertinggi 1.510 μg/mL. Nilai IC50 pada larutan uji menggunakan pelarut etanol memiliki nilai lebih kecil dari Natrium diklofenak sebagai kontrol positif, sehingga larutan uji memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Hasil analisis menunjukkan seluruh kelompok uji memiliki hasil data berbeda secara bermakna (p<0,05).
Kesimpulan : Tiga jenis pelarut yang digunakan sebagai larutan uji berbeda bermakna secara hasil persen inhibisi dengan kontrol positif. Hasil terbaik dari ketiga larutan uji yaitu ekstrak dengan pelarut etanol dengan konsentrasi 500 ppm.
Kata kunci : Gracilaria verrucosa, etanol, etil asetat, kloroform, BSA, Antiinflamasi