Prevalensi Disfungsi Ereksi Pada Pria di Kota Malang Pada Bulan Mei – Juli 2024 Berdasarkan Faktor Risiko Diabetes Melitus
Abstract
Pendahuluan: Angka kejadian diabetes secara global mencapai 9,3% pada tahun 2019, dengan tingkat yang lebih tinggi terjadi di daerah pedesaan dan negara-negara miski, Di Indonesia, angka kejadian diabetes tipe 2 juga mengalami peningkatan yang signifikan. Disfungsi Ereksi merupakan komplikasi kronik yang sering terjadi pada DM. disfungsi ereksi merupakan masalah yang serius karena mempengaruhi kesejahteraan keluarga untuk kebutuhan biologis.
Metodologi: Penelitian ini analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. dilaksanakan di Lapangan Rampal dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Malang pada bulan Mei - Juli 2024. Variabel independent adalah durasi DM, usia dan BMI, Variabel dependen adalah risiko disfungsi ereksi Populasi adalah pasien pria yang berkunjung ke poli penyakit dalam rumah sakit umum daerah Kota Malang dan warga kota malang. Metode Purposive sampling 130 orang (65 pasien DM dan 65 orang non DM sebagai kontrol). Instrument yang digunakan untuk mengukur disfungsi ereksi menggunakan kuesioner International Index Erectile Function (IIEF) untuk responden pria, sedangkan data DM dari rekam medis. Uji analisis menggunakan chi square.
Hasil: Berdasarkan hasil uji Chi square menjelaskan bahwa p-value = 0.001 (< 0.05) bahwa ada pengaruh yang siqnifikan antara durasi DM dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi pada penderita DM. Risk ratio sebesar 2.5 artinya pasien yang DM ≥ 5 tahun berisiko 2,5 kali lipat di bandingkan yang < 5 tahun, usia dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi pada penderita DM. Semakin tua usia maka resiko mengalami disfungsi ereksi lebih besar 2,333 kali lebih besar dibandingkan yang lebih muda dan ada pengaruh yang siqnifikan antara BMI dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi pada pasien DM. BMI merupakan faktor protektif, jadi responden dengan BMI yang tinggi mencegah terjadinya DE (1/0,327 atau sebesar 3,115) kali lebih besar dibandingkan BMI yang rendah.
Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara durasi DM, usia , BMI dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi.