Pengaruh Kadar Sukrosa Dalam Akuarium Terhadap Derajat Inflamasi Dan Luas Area Kerusakan Vili Intestinal Ikan Zebra (Danio Rerio)
Abstract
Tsabita Syahda Nabila. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, Januari 2024. Pengaruh Kadar Sukrosa Dalam Akuarium Terhadap Derajat Inflamasi dan Luas Area Kerusakan Vili Intestinal Ikan Zebra (Danio rerio).
Pembimbing 1: Dini Sri Damayanti. Pembimbing 2: Yoyon Arif Martino
Pendahuluan. Pada penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pengaruh diet tinggi karbohidrat pada ikan zebra berpengaruh terhadap mikrobiota di intestinal. Perubahan mikrobiota akan menstimulasi sintesa sitokin pro-inflamasi. Hal ini disebabkan karena kegagalan mikrobakteri dalam fermentasi SCFA menjadi asam asetat dan asam butirat. Keduanya mampu meregulasi proses inflamasi di intestinal. Adanya inflamasi menyebabkan perubahan dari struktur vili intestinal. Namun, penelitian tentang peran induksi sukrosa pada vili intestinal pada ikan zebra belum diketahui sehingga hal tersebut perlu diteliti lebih lanjut.
Metode: Penelitian ekperimental dengan post-test group control design dilakukan pada hewan coba ikan zebra usia 4-5 bulan (n=30). Proses induksi sukrosa dilakukan dengan melarutkan gula murni sebanyak 20gr (G1), 40gr (G2), dan 80gr (G3) ke dalam air 2L dengan penggantian air setiap 2 hari sekali selama 28 hari. Selanjutnya dilakukan pembedahan dan diambil organ intestinal untuk pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan HE. Lalu, melakukan pengamatan dengan Mikroskop Trinokuler perbesaran 400x. Perhitugan derajat inflamasi secara manual dengan memilih sel radang kronik berbentuk bulat dengan inti berwarna gelap dan pengukuran luas area kerusakan vili intestinal dengan software ImageJ oleh 3 orang pengamat berbeda. Data hasil perhitungan derajat inflamasi dan luas area kerusakan vili intestinal dianalisa dengan One-Way Anova, dengan uji Tukey dengan signifikansi p<0.05.
Hasil: Induksi sukrosa selama 28 hari pada kelompok perlakuan dapat meningkatkan derajat inflamasi sebesar 30.106 ± 4.201 (G1), 44.328 ±4.871 (G2), dan 58.456 ±5.270 (G3) dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 13.756 ±
1.56 (N) dengan p<0.05. Hal ini terjadi karena diet tinggi sukrosa menyebabkan glukosa dan fruktosa di lumen usus meningkat sehingga meningkatkan ROS yang menyebabkan ketidakseimbangan normal floral. Kemudian, mikroba patogen mengaktivasi makrofag yang selanjutnya menyintesa mediator inflamasi dan sehingga meningkatkan jumlah sel radang kronis di intestinal. Sedangkan, pada luas area kerusakan vili intestinal juga mengalami peningkatan sebesar 0.064
±0.018 (G1), 0.094 ±0.007 (G2), dan 0.120 ±0.016 (G3) dibandingkan dengan N sebesar 0.027 ±0.012 dengan p<0.05. Hal ini terjadi karena peningkatan ROS menyebabkan lipid membran, protein sel, dan DNA sel enterosit mengalami kerusakan sehingga terjadi kematian sel yang mengakibatkan disintegritas epitel intestinal.
Kesimpulan: Induksi sukrosa terbukti dapat berpengaruh terhadap derajat inflamasi dan luas kerusakan pada vili intestinal. Kerusakan terbesar terjadi pada induksi sukrosa 4%.
Kata Kunci: Sukrosa, Ikan Zebra (D.rerio), inflamasi, disintegrasi epitel, Intestinal