dc.description.abstract | Pendahuluan: Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit degeneratif progresif
yang ditandai oleh hiperglikemia akibat resistensi insulin. Hiperglikemia kronis dapat
meningkatkan resiko komplikasi dan mempengaruhi status gizi yang dapat diukur dengan
pengukuran antropometri fat fold (FF) dan waist to hip ratio (WHR). Namun, penelitian terkait
hubungan kendali glukosa dengan FF dan WHR belum diteliti terutama di Malang Raya
sehingga menarik untuk diteliti.
Metode: Penelitian dengan studi cross sectional menggunakan responden laki-laki dan
perempuan pasien DMT2 tanpa komplikasi berusia >40 tahun. Responden diukur HbA1c,
glukosa darah dan serum untuk dikelompokkan menjadi kelompok terkendali (KT) dan
kelompok tidak terkendali (KTT). Setiap responden dilakukan pengukuran FF dengan
handheld skinfold caliper dan WHR dengan pita ukur tubuh. Data dianalisa dengan uji
independent t-test dan uji korelasi pearson dengan tingkat signifikansi p<0.05.
Hasil: Kendali glukosa tidak berperan signifikan pada FF (p=0.387) dengan rerata 23.05 ± 7.65
mm pada KT dan 25.17 ± 8.31 pada KTT, dan tidak berperan signifkan pada WHR (p=0.271)
dengan rerata 0.91±0.065 pada KT dan 0.93±0.09 pada KTT. Hasil korelasi HbA1c tidak
berhubungan dengan FF (r=0.167, p=0.345) dan WHR (r=0.241, p= 0.170). Gula darah acak
tidak berhubungan dengan FF (r=0.085, p= 0.609) dan WHR(r=0.66, p= 0.690). Glukosa
serum berkorelasi positif lemah dengan FF (r=0.273, p=0.055) dan negatif terhadap WHR (r=-
0.220, p=0.124). Hal ini diduga terjadi karena kurangnya jumlah sampel penelitian dan reagen
glukosa serum yang kadaluarsa.
Kesimpulan: Kendali glukosa tidak berperan terhadap fat fold dan waist to hip ratio pada
pasien diabetes Melitus tipe 2 di Malang Raya | en_US |