Upaya Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce pada Anak Kelompok A1 di RA Syihabuddin Kota Malang
Abstract
Perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak selamanya berdampak positif bagi dunia anak, hal ini akan menyebabkan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh anak semakin berkurang, maka ini akan menjadi dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya perkembangan motorik halus anak.
Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2019 di RA Syihabuddin, Landungsari, Malang, bahwa keterampilan motorik halus anak kelompok A1 ternyata belum begitu berkembang. Diketahui 7 dari 13 anak belum terampil dalam menggunakan motorik halusnya yang terlihat pada saat kegiatan menggunting.
Sehingga dalam hal ini, peneliti bermaksud mengadakan penelitian, yakni mengenai kegiatan meronce dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak, upaya guru dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan meronce, dan hasil belajar anak melalui kegiatan meronce anak kelompok A1 di RA Syihabuddin. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan meronce dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak, upaya guru dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan meronce, dan hasil belajar anak melalui kegiatan meronce anak kelompok A1 di RA Syihabuddin.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Sumber data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yaitu berupa lembar pedoman wawancara terstruktur kepada guru sentra persiapan RA Syihabuddin, Landungsari Malang. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara kemudian peneliti menganalisis data secara kualitatif dengan mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil dari keterangan Ustadzah Sulfi Rosyidaturrohmah yang dapat disimpulkan bahwa seorang guru PAUD/RA harus selalu semangat, ceria saat menghadapi anak dan memiliki berbagai macam ide kreatif. Menjadi seorang guru sebaiknya memiliki jiwa penuh semangat, gigih, sabar, penuh kasih sayang dan kelembutan, serta selalu memberi perhatian, membimbing dan mendorong anak pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Dengan demikian, segala potensi dan berbagai aspek perkembangan anak dapat berkembang dengan baik. Setelah melihat hasil yang diperoleh anak pada akhir kegiatan pembelajaran, guru dan anak merasa bangga karena kegiatan meronce yang dilakukan telah berhasil.
Kata Kunci : Keterampilan Motorik Halus, Kegiatan Meronce, Anak Usia Dini