Pengaruh Ekstrak Kloroform dan Etil Asetat Salvadora persica Terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans
Abstract
Pendahuluan: Infeksi S.aureus dan S.mutans pada rongga mulut memiliki potensi
terhadap kesehatan secara sistemik seperti endokarditis dan aterosklerosis. Ekstrak
klorofom dan etil asetat siwak (Salvadora persica) mengandung tanin, triterpenoid
dan fenol yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap S.aureus dan S.mutans.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh ekstrak klorofom dan etil
asetat siwak (Salvadora persica) terhadap zona hambat S.aureus dan S.mutans.
Metode: Eksperimental laboratorik in vitro post test only pada dua kelompok.
Kontrol positif menggunakan Klindamisin 1 g/l. Kelompok perlakuan
menggunakan ekstrak kloroform dan etil asetat Salvadora persica (100g/l; 50g/l;
25g/l; 12,5g/l; 6,25g/l; 3,125g/l; 1,562g/l; dan 0,781g/l) yang di paparkan pada
bakteri S.aureus dan S.mutans pada media agar yang masing-masing dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali pada 3 plate. Uji Zona Inhibisi (ZOI) secara KirbyBauer. Hasil dianalisa menggunakan uji Mann-Whitney (p<0,05) selanjutnya
dilakukan penilaian kekuatan daya hambat kuat, sedang, dan lemah.
Hasil: Konsentrasi 100 g/l, 50 g/l, 25g/l, dan 12,5g/l Ekstrak kloroform Salvadora
persica (EKSP) memiliki ZOI terhadap S.aureus 40%, 45%, 60%, dan 90% lebih
rendah dibandingkan Klindamisin (p<0,05). Konsentrasi 100 g/l dan 50g/l Ekstrak
etil asetat Salvadora persica (EEASP) memiliki ZOI terhadap S.aureus 50% dan
90% lebih rendah dibandingkan Klindamisin (p<0,05). Konsentrasi 100g/l dan
50g/l EKSP memiliki ZOI terhadap S.mutans 47% dan 43% lebih rendah
dibandingkan Klindamisin (p<0,05). Konsentrasi 100g/l dan 50g/l EEASP
memiliki ZOI terhdap S.mutans lebih rendah 60% dan 65% dibandingkan
Klindamisin (p<0,05).
Kesimpulan: Ekstrak kloroform dan etil asetat Salvadora persica mampu
menghambat pertumbuhan S.aureus dan S.mutans