Efek Pemberian Kombinasi Jamu Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) dengan Amoksisilin terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Abstract
Pendahuluan: Tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) diketahui memiliki
aktivitas antibakteri terhadap S. aureus. Kombinasi fraksi semi-polar dan polar
ekstrak metanolik tapak liman dengan amoksisilin didapatkan peningkatan
aktivitas amoksisilin terhadap penghambatan pertumbuhan S. aureus. Namun,
penelitian serupa dengan menggunakan jamu belum pernah dilakukan. Penelitian
ini bertujuan mengetahui interaksi kombinasi jamu tapak liman dengan
amoksisilin terhadap bakteri S. aureus.
Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium secara in vitro. Jamu
tapak liman yang telah terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan
dilarutkan berdasarkan dosis anjuran minum (166,67 ppm) dan setengah dosis
anjuran (83,33 ppm). Larutan diresapkan dalam cakram kosong dan disusun
dengan cakram amoksisilin 30 µg sesuai ketentuan metode Ameri-Ziaei Double
Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Uji zona hambat dilakukan dengan metode
Kirby-Bauer. Interaksi kombinasi diinterpretasikan berdasarkan metode
AZDAST.
Hasil: ZOI kombinasi dan interaksi kombinasi larutan sampel jamu tapak liman
166,67 ppm dan amoksisilin tidak dapat diidentifikasi. ZOI kombinasi pada
konsentrasi 83,33 ppm lebih besar dibandingkan amoksisilin akan tetapi tidak
berbeda signifikan (p>0,05). Interaksi kombinasi jamu tapak liman 83,33 ppm dan
amoksisilin adalah not distinguishable. Saponin, fenol, flavonoid, tannin dan
alkaloid tidak terdeteksi pada larutan jamu tapak liman.
Kesimpulan: Tidak diketahui pengaruh dan interaksi kombinasi larutan jamu
tapak liman konsentrasi 166,67 ppm dengan amoksisilin. Penambahan larutan
sampel jamu tapak liman konsentrsi 83,33 ppm tidak mempengaruhi zona hambat
amoksisilin terhadap S. aureus. Interaksi kombinasi larutan sampel jamu tapak
liman 83,33 ppm dengan amoksisilin adalah not distinguishable terhadap S.
aureus.