Pengaruh Tingkat Aktifitas Fisik Dengan Prevalensi Hipertensi Pada Masyarakat di Kabupaten Malang
Abstract
Pendahuluan: Aktifitas fisik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang dapat dikendalikan.
Kurangnya aktifitas fisik dapat meningkatkan aktivasi sistem saraf simpatis yang kemudian menyebabkan aktivasi
sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) dan meningkatkan sekresi renin yang mengakibatkan peningkatan
angiotensin II dan aldosteron sehingga terjadi vasokontriksi dan peningkatan volume intravaskuler yang
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Kabupaten Malang menduduki peringkat kedua tertinggi
dengan kejadian hipertensi dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat aktifitas fisik dengan prevalensi hipertensi pada masyarakat Kabupaten Malang serta
untuk mengetahui perbedaan tingkat aktifitas fisik pada kelompok normotensi dan hipertensi.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden
adalah masyarakat di Kabupaten Malang. Responden dibagi menjadi dua kelompok, kelompok normotensi dan
hipertensi. Pengambilan data menggunakan instrumen kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ)
untuk menilai perilaku aktifitas fisik dengan hipertensi. Analisa korelasi menggunakan spearmann rho dan uji
komparasi menggunakan uji mann whitney u test. Hubungan signifikan bila p<0,05 dan terdapat perbedaan bila
p<0,05.
Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat aktifitas fisik dengan hipertensi (p 0,000) dengan korelasi
yang sangat kuat (0,764) dan terdapat perbedaan tingkat aktifitas fisik kelompok normotensi dengan kelompok
hipertensi (p 0,000).
Kesimpulan: Aktifitas fisik yang rendah dapat meningkatkan prevalensi hipertensi dan kelompok normotensi
memiliki aktifitas fisik yang berbeda dengan kelompok hipertensi.