Perancangan Platform Edukasi Dan Diagnosa Penyakit Ternak Kerbau Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)
Abstract
Dengan berkembang dan meningkatnya pembangunan di semua sektor,
berdampak pula terhadap terjadinya perubahan habitat kerbau di Nusa Tenggara Barat,
khususnya di Pulau Sumbawa (Bima). Ditinjau dari jumlah populasi ternak kerbau
tahun 2019 khususnya di Kabupaten Bima sebanyak 10491 Ekor (Dinas Peternakan
Dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggra Barat), dikaitkan dengan kriteria
pengaturan plasma nutfah dan pemanfaatnya maka ternak kerbau di NTB termasuk
dalam katagori populasi aman namun apabila dilihat dari perkembangan populasi
ternak kerbau yang ada, tampak bahwa terjadi penurunan populasi ratarata sebesar
2,01% dalam tiga tahun terakhir. Keadaan ini apabila dibiarkan terjadi terus menerus,
maka akan mengancam kelestariannya. permasalahan yang di teliti oleh Dinas
Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan penelitian ini menggunakan metode
Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) berbasis web aplikasi , sebagai hasil
dari penelitian ini bahwa dari perhitungan manual dengan metode ANFIS
menyimpulkan, diketahui nilai akhir Y dari hasil perhitungan layer 5 terhadap
penjumlahan semua nilai X sebesar 7.5000 atau 75% dengan diagnosa penyakit nilai
X yang terbesar yaitu Septicemia Epizootica. Sistem pakar yang dibangun berbasis web
aplikasi ini dibuat untuk membantu pengguna (peternak) untuk
mendiagnosa/mengetahui penyakit yang dialami ternak kerbau kemudian memperoleh
informasi mengenai penyakit pada kerbau, karena dapat diakses melalui smartphone
yang dapat diakses dimanapun pengguna berada, serta akan memberikan kemudahan.