dc.description.abstract | Inovasi dalam pelayanan publik sangat diperlukan bagi instansi pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik agar dapat beradaptasi dengan
perubahan lingkungan di masyarakat serta memudahkan pencapaian tujuan
berbagai pihak. Inovasi merupakan salah satu wujud upaya reformasi pelayanan
publik agar dapat menciptakan pelayanan yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dalam rangka mewujudkan good governance. Salah satu wujud
inovasi adalah penggunaan e-government dalam pelayanan publik, sebagaimana
yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Mojokerto melalui inovasi pelayanan Sistem Informasi Penataan
Ruang (SIPR) berbasis website “Majapahit GIS” yang telah digagas sejak akhir
Tahun 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan inovasi
pelayanan berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem Informasi
Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten Mojokerto.
Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi
dokumen
Sedangkan fokus dari penelitian ini adalah : 1) Penerapan inovasi
pelayanan berbasis website meliputi : efektivitas inovasi, keberhasilan penerapan
e-government, dan penerapan prinsip-prinsip pelayanan publik; 2) Faktor
pendorong dan penghambat; 3) Strategi mengatasi hambatan dalam inovasi
pelayanan. Teknik analisis data menggunakan interactive model analysis dari
Miles, Huberman and Saldana (2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi pelayanan berbasis website
Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA
Kabupaten Mojokerto telah berjalan cukup efektif dan telah memenuhi prinsipprinsip aksestabilitas, kontinuitas, teknikalitas, profitabilitas, dan akuntabilitas.
namun belum berhasil optimal dalam mewujudkan “one database system” atau
sistem layanan terintegrasi yang dapat menyediakan seluruh data untuk
mendukung perencanaan pembangunan wilayah di Kabupaten Mojokerto. Faktor
pendorong dalam inovasi ini adalah komitmen pimpinan, sumber daya manusia,
sarana prasarana serta dukungan kebijakan pemerintah pusat. Sedangkan faktor
penghambatnya meliputi : kurangnya tenaga ahli di bidang IT, akses yang
lamban karena aplikasi menggunakan jaringan internet terbuka, menu dialog
publik yang belum efektif untuk konsultasi, kurangnya data pendukung,
kurangnya dukungan pemerintah daerah dan sistem reward and punishment
yang mendukung pelaksanaan kebijakan “one database system”. Strategi untuk
mengatasi hambatan dalam inovasi ini meliputi : 1) penggunaan jaringan fiber
optic yang disediakan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesepatan akses
pelayanan online; 2) Optimalisasi fungsi menu dialog publik; 3) Menjalin
kerjasama dengan sektor swasta dalam penyediaan tenaga ahli di bidang IT. | en_US |