Model Hubungan Kekuasaan Legislatif-Eksekutif Di Tingkat Lokal Pada Era Reformasi

Show simple item record

dc.contributor.author Cikusin, Yaqub
dc.contributor.author Hadi, Nur
dc.date.accessioned 2020-11-06T05:09:05Z
dc.date.available 2020-11-06T05:09:05Z
dc.date.issued 2020-11-06
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/203
dc.description.abstract Dalam pelaksanaan pengembangan/pembangunan desa terjadi proses model hubungan antara BPD (sebagai badan legeslasi di tingkat desa) dengan Kepala Desa (sebagai eksekutif di tingkat desa). Studi pendahuluan menunjukkan bahwa hubungan antar fakta pada model hubungan antar kedua lembaga desa tersebut tidak terlepas dari konteks yang melatarbelakangi perilaku subjek, mempunyai pola yang unik dan berubah-ubah, adanya perubahan yang mencolok antara era reformasi dan sebelum reformasi. Objek penelitian ini adalah model hubungan BPD-Kepala Desa (power relation) sebagai pemimpin lokal yang berperan dalam proses transformasi sosial di desa. Objek kajian penelitian memfokus pada 5 (lima) macam kasus penting yang terjadi di desa penelitian, yaitu: (1) kasus tentang penyusunan dan penetapan peraturan desa, (2) kasus penyusunan dan penetapan anggara dan pendapatan belanja desa, (3) kasus pelaksaan peraturan desa, dan (4) pertanggungjawaban kepala desa dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengungkap: (1) Kondisi konteks (sosial, ekonomi, budaya, dan politik) yang melatarbelakangi perilaku model hubungan antara BPD dan Kepala Desa; (2) Pola-pola model hubungan yang terbentuk dari berlangsungnya relasi antara BPD dan Kepala Desa; (3) Perubahan terpenting apakah yang menandai model hubungan antara BPD dan Kepala Desa; dan (4) Proses perubahan perilaku yang menandai model hubungan antara BPD dan Kepala Desa berlangsung pada era reformasi dan sebelum reformasi. Atas hal tersebut penelitian ini diharapkan dapat menemukan konsep atau proposisi baru tentang hubungan antar fakta model hubungan antara BPD dengan Kepala Desa dan kondisi lingkungan sosiobudaya yang melatarbelakangi perlilaku mereka. Untuk mengungkap hubungan antar fakta tersebut, maka subyek informannya adalah para kepala desa dan stafnya serta para pengurus BPD di desa lokasi penelitian ini. Untuk memahami hubungan antar fakta model hubungan antara BPD dengan kepala desa, penelitian ini menggunakan pisau analisis perspektif teori model hubungan. Perspektif teori model hubungan berpandangan bahwa perilaku model hubungan BPD-Kepala Desa pada dasarnya berbasis pada organisasi dan konteks budaya lokal yang secara konsisten ditampilkan oleh pemegang kekuasaan itu berbeda-beda. Setiap pemegang kekuasaan melakukan penyesuaian (adjusment) terhadap kaitan kedua basis kekuasaannya secara proporsional sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi yang ada. Namun demikian, dalam suatu situasi tertentu pemegang kekuasaan lebih banyak menerapkan kekuasaan yang berbasis organisasi (organizationaly based power) lebih sedikit menerapkan kekuasaan yang berbasis pribadi/budaya lokal. Sementara itu dalam situasi yang lain, mereka lebih banyak menerapkan kekuasaan yang berbasis pribadi/budaya lokal (local personally based power) dan sedikit yang berbasis organisasi. Pada suatu situasi yang sangat khusus, ia dapat menggunakan kekuasaannya baik yang berbasis organisasi maupun pribadi/ budaya lokal secara seimbang Untuk itu, teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung (partisipant observation) dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan cara: (1) mengamati dan mewawancarai tentang berbagai perilaku subjek, (2) mengamati bahasa atau pembicaraan diantara subjek penelitian, dan (3) mengamati pebuatan atau tingkah laku mereka (BPD dan Kades) dalam melakukan perilaku berelasi berkaitan dengan melaksanakan pengembangan/ pembangunan desa. Hasil penelitian yang diharapkan adalah menemukan hal-hal sebagai beriku: (1) menemukan berbagai kondisi yang melartarbelakangi pola model hubungan antara BPD dan kepala desa; (2) Pola-pola model hubungan yang terbentuk dari berlangsungnya relasi antara BPD dan kepala desa; (3) Bentuk-bentuk perubahan yang menandai model hubungan antara BPD dan kepala desa; dan (4) Proses perubahan perilaku yang menandai model hubungan antara BPD dan kepala desa berlangsung pada era reformasi dan sebelum reformasi. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada komunitas Tengger di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Penduduk di desa tersebut seluruhnya berjumlah 1.654 jiwa, sebagian besar diantaranya memeluk agama asli Tengger yang disebut ―Budo Jowo Sanyoto‖ sejumlah 1.123 orang (68,5 %), pemeluk agama Islam 445 orang (26,6%), dan Hindu 86 orang (4,9%). Dipublikasi pembentukan karakter pada masyarakat Tengger yang damai lewat tradisi pengasuhan anak, yang meliputi tiga hal: internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi menjadi wacana untuk komunitas lainnya dalam mebentuk integrasi bangsa dan harmoni sosial. en_US
dc.description.sponsorship https://adoc.pub/model-hubungan-kekuasaan-legislatif-eksekutif-di-tingkat-lok.html en_US
dc.publisher Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Komunitas Pedesaan en_US
dc.subject Kekuasaan en_US
dc.title Model Hubungan Kekuasaan Legislatif-Eksekutif Di Tingkat Lokal Pada Era Reformasi en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account